Jonru dan hoax

09:08:00

Pegiat fb tahun 2014 tentu tidak asing dengan yang namanya Jonru. Jonru seorang penulis bebas di facebook, dia mulai terkenal pada masa-masa kapanye pilpres 2014 silam. Postingannya tentang hatespeech dan hoax laris manis pada masa-masa kampanye pilpres 2014. Saya salah satunya. Saya masih ingat ketika pertama kali mengikuti fanspage Jonru follower/liker nya sekitar 200 an ribu hingga akhirnya terus berkembang mencapai 1,4 Juta dan lucunya verified. 

Postingan jonru selalu menarik bagi saya waktu itu, apalagi waktu itu kali pertama saya ikut nyoblos. Postingan tentang isu nyapres tentu snagat menarik bagi anak yang pada waktu itu masih 17 tahun.

Modal jonru cukup dengan menyebarkan postingan hatespeech dan hoax. Harus diakui memang, tidak semua postingannya mengandung hoax dan hatespeech tapi yang hoax dan hatespeech tidak sedikit. Postingannya pun kadang hanya sebuah gambar kemudian dibuat sedikit caption digambar tersebut. Anggaplah contohnya dia post gambar pohon pinang yang berbuah kemudian dia buat caption di gambar tersebut "Semenjak musim kemarau pohon kelapa semakin mengecil buahnya". Itu adalah salah satu contoh pola hoax yang dilakukan jonru. 

Sekarang jonru sedang berada dibalik jeruji besi untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukannya..
Menyesal dan malu pastinya, ketika menyadari pernah terlibat dalam penyebaran hoax. Ketika jonru post sesuatu kemudian dibumbui sedikit kata-kata agar memancing emosi, ditambahi embel2 agama saya langsung percaya , naik pitam dan klik tombol share bila perlu comment lagi. 

Dengan begitu seolah-olah saya sedang membela kebenaran, seolah-olah saya sedang membela agama, dan yang pastinya kebencian saya kepada tokoh2 yang jadi objek kebencian jonru semakin bertambah. Tak peduli berita itu benar atau salah, sumbernya darimana ? yang penting share dulu, urusan benar atau salah belakangan.

Betapa kecewanya ketika megetahui opini yang dibentuk oleh jonru selama ini satu persatu terungkap bahwa itu hoax. Puncaknya ketika jonru menfitnah Prof.Quraish Shihab salah satu ulama yang saya kagumi sebagai orang sesat. Nalar saya berpikir, Jonru dan Quraish shihab, Jonru siapa Prof.Quraish Shihab siapa? jonru belajar dimana Prof.Quraish shihab belajar dimana? Jonru sudah menghasilkan karya apa Prof. Quraish shihab telah menghasilkan karya apa?.Tak perlu berpikir lama untuk menyimpulkan bahwa yang disebarkan oleh jonru itu suatu hoax dan hatespeech.Dan anehnya banyak yang percaya juga.
Penting memang dalam bermedia sosial ini kita perlu sedikit menahan diri dari yang namanya gampang percaya. apalagi musim politik. Semua yang berbau politik laku habis. Yang tersebarpun bukan kebaikan-kebaikan tapi kebencian. Anak sd sekarang bisa menjadi seorang pembenci jika aktif di fb karena yang tersebar di beranda fb nya adalah kebencian-kebencian yang disebarkan oleh orang yang mempunyai kepentingan politik.

Orang yang mencari kebenaran di media sosial sama seperti orang yang mencari hukum di google. Ketika dia search di google " Hukum makan babi" dan hasilnya 1 halaman utama google mengatakan babi halal dia langsung berkesimpulan bahwa babi halal. Padahal di halaman 2, 3 dan seterusnya hukum makan babi haram. Begitu juga di fb ketika bersileweran diberanda 5 teman mengatakan ini salah langsung tertancap di opininya banhwa itu adalah kesalahan. Urusan sumbernya darimana tak peduli, urusan benar salah belakangan. Yang penting ikut2an "kulil hoax walaau kana murran". Berita yang sesuai seleraku semuanya benar yang lain salah.

Mengapa suatu isu hoax bisa begitu mudah tersebar dan dipercaya terutama menjelang tahun politik?

Mungkin apa yang dikatakan oleh seorang filsuf, francis bakon benar, Bacon pernah mengatakan "Pola pikir manusia, apabila telah mengadopsi suatu opini dia akan mencari segala sesuatu untuk mendukung dan membenarkan opininya. Meskipun ada banyak fakta berbobot yang berlawanan dengan opininya, fakta-fakta tersebut akan ditolak, dianggap tidak bernilai dan dikesampingkan."

Memasuki tahun politik kita harus lebih cerdas dalam menerima suatu informasi. Tidak hanya karena suatu informasi sesuai dengan opini saya, lantas saya harus percaya dengan informasi tersebut. Pastikan dulu kebenarannya agar tidak kembali menjilat ludah nantinya

You Might Also Like

0 komentar