Arti Sebutir Nasi

00:49:00

Ada vidio yang membuat saya cukup tersentuh, ketia prof. Surono danu menjelaskan tentang harga sebutir nasi. Ketika kita meninggalkan sebutir nasi dalam satu piring, itu sama seperti kita menyisakan satu beras. 1 gram beras itu ada 50 butir. 1 kg sama dengan 50.000 butir. Apabila penduduk indonesia menyisakan satu butir nasi ketika makan nasi itu artinya sekitar 200 juta butir nasi itu sama dengan 4 ton beras dibuang. 2 kali makan 8 ton, 1 bulan 240 ton beras yang dibuang jika dalam sehari kita menyisakan satu butir nasi. Begitu prof. Surono menjelaskan tentang harga sebutir nasi. Harga yang sangat mahal jika kita menyadari ini.


Ketika saya mencoba searching tentang berapa orang didunia yang kelaparan. Hasilnya, data dari PBB 2023 menyebutkan 783 Juta orang di dunia tidak tahu kapan bisa Makan Lagi. Atu artinya 1 dari 10 populasi didunia tidak tahu kapan bisa makan lagi. Angka yang sangat banyak, sementara kita dengan melimpahnya makanan dapat makan kapan saja ketika lapar dan masih menyisakan banyak makanan di piring.

Sebagai pengagum Gus Baha', ketika berbicara tentang makan, pikiran saya pasti teringat dengan apa yang disampaikan oleh beliau dalam ceramahnya. Seperti ketika beliau menjelaskan tentang Abu Yazid Al Busthomi seorang sufi, dan terkenal dengan kewaliannya itu menjadi seorang wali bukan karena banyak wiridan, tapi karena masalah sepele, yaitu makan.

Masalah yang terlihat sepele terkait makanan itu justru menghantarkan dia menjadi Wali Allah. Beliau diangkat menjadi seorang wali karena sebuah pemahaman hal sederhana yang sangat sepele. Abu Yazid Al Busthomi, ketika hendak makan selalu mepertanyakan perihal makanan tersebut kepada Allah.

“Ya Allah, Engkau itu tidak butuh saya tapi kenapa ngasih makan saya,” ucap Abu Yazid.

Gus Baha mencoba memaparkan logika pemikiran Abu Yazid Al Busthomi soal makanan. Selayaknya seorang majikan yang memberikan makan karyawannya supaya mau bekerja.

“Semua kebaikan manusia itu pasti ada imbalannya,” kata Gus Baha.

Tapi, Gus Baha mengucapkan kalimat Abu Yazid tidak butuh apa-apa, mengapa memberikan nikmat kepada manusia, padahal Engkau tidak butuh.

“Itukan aneh betul,” ucap Gus Baha.

Sederhananya adalah kalau apapun ikhlasnya orang jika memberikan sesuatu itu pasti ada maunya, meskipun sudah berkata ikhlas.

“Tapi kalau Allah itu tidak butuh,” pikir Abu Yazid Al Busthomi. Dengan logika semacam itu mengantarkan abu yazid menjadi seorang wali besar.

Masih di ceramah gus baha tentang makanan di kesempatan yang lain beliau juga pernah membahas tentang makan. Kita mudah sekali menggapai Ridha Allah Melalui Makanan

“Sungguh, Allah merasa ridha ketika hamba-Nya makan sesuap nasi sambil memuji-Nya. Demikian pula saat minum seteguk air sambil mengucapkan pujian,” kata Gus Baha mengutip suatu hadis.

Kita sering kali melupakan bahwa setiap makanan yang kita nikmati, dan setiap tangan terampil yang mempersiapkannya, semuanya adalah anugerah dari Allah. Kita tidak perlu terlalu ribet dalam hal makan. Tujuan utama makan adalah untuk memenuhi kebutuhan tubuh saat lapar, bukan sekadar mengejar kelezatan. Kita harus menyadari bahwa makan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang bisa menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, asalkan dilakukan dengan kesadaran dan rasa syukur.

Kadang saya iri, ketika melihat mereka yang non muslim sebelum memulai makan mereka berdoa dengan sangat lama. Mendoakan umat manusia, bersyukur akan nikmat dapat makan. Seharusnya ini yang harus kita lakukan. Makan dengan khidmat, bersyukur atas nikmat yang diberikan tuhan, tidak sibuk dengan gadget sambil makan. Makan adalah momen sakral. Seorang yang kelaparan, jika ditawarkan istana yang megah atau sesuap nasi, dia akan memilih makan sesuap nasi. Karena apa untungnya kekayaan yang berlimpah jika dia kelaparan, semuanya tidak nikmat. Makan adalah kebiasaan yang harusnya menyadarkan kita, sebesar apapun jabatan kita ini sebenarnya bukan siapa-siapa, sangat berhajat kepada makanan. Tanpa makan, minum sehari apa artinya tubuh yang kekar, jabatan yang melimpah.

Semoga dengan menyadari ini kita bisa lebih menghargai makanan, bersyukur ketika makan, dan memuji sang pencipta makanan ketika selesai makan. Siapa tau bisa jadi wali, walaupun ada cara yang paling gampang untuk jadi wali yaitu jadi wali murid jika punya anak, jadi wali kelas jika jadi guru tapi itupun masih susah untuk didapatkan hahaha

 

You Might Also Like

0 komentar