­

Memahami Sistem Kelistrikan Aceh

07:16:00

Baru baru ini Aceh kembali dilanda Blackout (Padam) Listrik yang di seluruh wilayah Aceh mengalami Blackout dengan durasi 3 jam atau 3,5 jam dangan waktu pemadaman yang berbeda. Hal ini terpaksa dilakukan oleh  PT PLN (Persero) selaku pemegang kendali kelistrikan di Indonesia karena mengalami defisit (kekurangan pasokan listrik) setelah terjadi gangguan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kv yang menyebabkan gardu induk binjai kehilangan tegangan. Akibatnya PLTMG dan PLTU Nagan raya mengalami blackout.Cibiran demi cibiran pun dilayangkan oleh masyarakat untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang dianggap masih belum bisa 'becus' dalam menangani kelistrikan yang ada di Aceh

Untuk sistem kelistrikan di Aceh saat beban puncak ( Beban tertingi, terjadi pukul 19.00 wib s/d 21.00 wib ) kurang lebih mencapai 450 MW. Semua kebuthan listrik tersebut disuplai dari Pembangkit PLTU Nagan Raya dengan daya terpasang 2 x 100 MW sedangkan daya mampu  sekitar 2 x 80 MW dan PLTG Arun dengan daya terpasang 185 MW dengan daya mampu sekitar 170 MW. Dengan adanya kedua pembangkit besar tersebut ditambah lagi suplai daya sebesar 30% dari sistem Sumut yang terinterkoneksi sudah memenuhi kebutuhan listrik pada jalur transmisi sistem Grid yang meliputi  pantai barat dan pantai timur Aceh yang besarnya sekitar 320 MW atau kurang lebih 70% dari total beban puncak Aceh 450 MW, sedangkan 30% merupakan sistem isolated yang melayani sistemnya sendiri.

Dalam menyalurkan energi listrik hingga sampai kepada kita selaku konsumen listrik, pembangkit listrik mempunyai sistem yang interkoneksi dan isolated. Sistem interkoneksi merupakan sistem pembangkit yang saling terhubung antara satu pembangkit dengan pembangkit lainnya. Di Aceh, PLTU Nagan Raya dan PLTMG Arun adalah contoh sistem pembangit yang interkoneksi sumatera. Seperti yang disebutkan di Atas PLTMG Arun dan PLTU Nagan Raya hanya bisa mensuplai daya listrik sebesar 70% dari total beban puncak sedangkan selebihnya Aceh masih bergantung dengan Sumut yang saling terinterkoneksi. 

Nah, jika pada jalur transmisi sistem grid yang saling terinterkoneksi ini slaah satu pembangkit yang terinterkoneksi mengalami gangguan, maka dampaknya pasokan listrik akan berkurang (Defisit). Dengan terjadinya Defisist ini PLN terpaksa  harus melakukan pemadaman bergilir karena untuk perbaikan dan start ulang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ataupun gangguan bisa juga terjadi pada kabel jalur transmisi yang  saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kv. Jika gangguan terjadi pada saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kv maka seluruh Gardu Induk yang terhubung dengan saluran udara trsebut akan Blackout.

Kalau sistem isolated, itu jenis pembangkit yang melayani sistemnya sendiri tidak saling terhubung dengan pembangkit lainnya. Pembangkit sistem isolated ini banyak di daerah pepulauan, daerah pelosok yang tidak dapat dijangkau oleh jaringan pembangkit-pembangkit besar yang terinterkoneksi. PLTD Kuning, Kutacane contohnya yang melayani khusus sistem kelistrikan yang ada di Aceh Tenggara, ada juga PLTD Lasikin dan PLTD Kampung Ayi yang melayani sistem kelistrikan di Pulau simeulue.


You Might Also Like

0 komentar