Demam Bergek Sampai Ke Kutacane

01:47:00

Bergek (Sumber)

Zuhdi atau yang lebih akrab ditelinga masyarakat Aceh dengan sebutan Bergek telah membuat masyarakat Aceh 'demam' dengan lagu-lagunya. Tidak hanya dikalangan anak-anak muda, pelantun lagu "boh hate" ini juga telah 'membius' anak-anak kecil yang belum tahu apa-apa untuk ikut menikmati lagunya. Tidak heran jika kita melihat anak-anak kecil berumur 5 tahun berjalan sambil bernyanyi "boh hatee gadoh aleh ho...!" tanpa tau maksud dan arti dari lagu tersebut.

Sekarang jika dilihat di daerah Aceh 'demam' bergek sudah mulai agak redup. Berbeda jauh beberapa waktu yang lalu ketika lagu bergek lagi heboh-hebohnya, hampir semua di tempat-tempat penjualan CD memutar musik dengan lagu Bergek. Terlepas dari kontroversi lagunya yang setahu saya semuanya hasil editan dari lagu lagu top india dan lagu dalam negeri, kemudian diolah dengan bahasa Aceh yang lucu dan kocak.

Jika di kebanyakan daerah aceh 'demam' bergek sudah agak memudar, disini (Kutacane) lagu-lagu bergek lagi-lagi ngehitsnya. Kita tahu kutacane (ibukota Aceh Tenggara) mayoritas penduduknya merupakan Suku Alas. Suku Alas mempunyai Bahasa sendiri yakni Bahasa Alas (Cekhok Alas) Bahasa ini merupakan rumpun bahasa dari Austronesia suku Kluet dikabupaten Aceh Selatan juga menggunakan Bahasa yang hampir sama dengan bahasa suku Alas. Bahasa ini memiliki banyak kesamaan kosa kata dengan bahasa Karo yang dituturkan masyarakat Karo di Provinsi Sumatera Utara. Selebihnya penduduk disini merupakan penduduk migrasi dari Suku Aceh, Suku Batak dan Suku Jawa.

Saya yang sudah hampir 6 Bulan disini agak terkejut ketika mendengar anak-anak yang berumuran sekitar 6 tahun bernyanyi "Boh Hatee Gadoh aleh ho...!", saat saya tanya lagu apa dan apa artinya sambil geleng-geleng kepala dia menjawab "tidak tahu". Selain itu ada juga bapak-bapak yang minta dikirimkan lagu Aceh. Dia minta dikirimkan lagu aceh yang "Boh hatee gadoh aleh ho..! " Sambil bernyanyi layaknya bergek. Ketika saya tanya dimana dengar lagu itu dan tahu tidak artinya Bapak itu mnenjawab sering mendengar lagu itu di putar di mobil labi-labi dan beliau juga tidak tahu arti dari lagu tersebut hanya suka saja dengarnya. Di tempat-tempat penjualan CD dan di Mobil Labi-Labi rata-rata juga memutar lagu bergek.

Begitulah Bergek, lewat penampilannya yang agak lucu, bahasa Aceh yang dicampur adukkan dengan bahasa Indonesia ditambah lagi dengan polesan Dara-Dara cantik di video klipnya telah membius masyarakat Aceh. Tidak hanya Masyarakat Aceh yang berbahasa aceh saja, bahkan sampai ke Kutacane yang mayoritas masyarakatnya berkomunikasi dengan bahasa Alas. Mungkin di daerah-daerah lain seperti Gayo, Takengon, Blangkejeren, Subulussalam, Singkil dll yang tidak berkomunikasi dengan bahasa Aceh juga sedang 'demam' bergek. Terlepas dari kontroversi lagu-lagunya, yang pasti Bergek telah menghibur masyarakat Aceh lewat lagu-lagunya.










You Might Also Like

0 komentar