Asal mula penamaan Aceh "Serambi mekkah"

21:27:00


“Serambi Mekkah” ya,tidak salah lagi itu sebutan untuk provinsi Aceh, sebutan yang tidak asing lagi bagi kita masyarakat Indonesia umumnya. Tetapi tahukah anda asal muasal Aceh disebut serambi mekkah? Dan siapa yang memberi gelar kepada Aceh Serambi Mekkah ?

Serambi Mekkah bukanlah sebutan yang diberikan oleh soekarno, soeharto atau oleh ulama-ulama Aceh. Tetapi, serambi mekkah adalah sebutan yang diberikan langsung oleh Rasulullah SAW sendiri.

Suatu hari syekh Ismail seorang penjaga makam Rasulullah SAW bermimpi

“wahai syekh ismail bangun olehmu ambil beberapa surat yang saya simpam di dalam ka’bah baitullah bawakan olehmu akan surat itu kepada 5 benua di dunia, dimana surat itu bisa dibaca disitulah letaknya serambi mekah”



Kira-kira begitulah mimpi yang dialami oleh syekh Ismail, awalnya beliau juga ragu akan mimpi tersebut. Tetapi setelah mengalami mimpi yang sama sampai tiga kali, beliau langsung beranggapan bahwa mimpi tersebut benar dari Rasulullah SAW. Keesokan harinya beliau langsung berlayar ke 5 benua untuk mencari orang yang bisa membaca surat tersebut.Saat memulai perlayaran mencari orang yang dapat membacakan surat tersebut, beliau berusia sekitar 20 tahun. Benua pertama yang beliau singgah yaitu benua amerika. Disana beliau berputar-putar dari satu negara ke negara lain untuk mencari orang yang bisa membacakan surat tersebut. Namun, tidak ada seorangpun yang dapat mebacakan surat tersebut.

Kemudian beliau melanjutkan lagi perjalanannya ke benua Afrika di sana beliau kembali mencari orang yang bisa membaca surat yang ditulis langsung oleh rasulullah. Setiap orang yang beliau temui beliau selalu menjelaskan “ini surat dari Rasulullah siapa yang bisa membacakan surat ini, rasulullah mengatakan disitu letaknya serambi mekkah”. Setelah lama menjelajah ke benua Afrika, sama seperti sebelumnya di benua Amerika beliau tidak menemukan satu orang pun yang bisa membacakan surat tersebut.

Tinggal 3 benua lagi yang harus beliau jelajah. Kemudian beliau kembali melanjutkan perjalanannya yaitu ke benua Eropa untuk menunaikan amanahnya tersebut . Disana beliau kembali menjelajah dari satu negara ke negara lainnya. Namun, sama seperti sebelum-sebelumnya beliau tidak mendapatkan satu orang pun yang bisa membacakan surat tersebut. Dan beliau kembali melanjutkan perjalanan ke benua Australia. Beliau juga tidak menemukan orang yang bisa membacakan surat tersebut Tinggai satu benua lagi yang harus beliau bawakan surat tersebut untuk menemukan serambi mekkah yaitu di benua asia.

Di benua asia beliau pertama kali singgah di samudera (sekarang Aceh) disana beliau bertemu dengan seorang pemuda yang berusia sekitar 20-an dan syakh ismail saat itu berusia sekitar 100 tahun, sekitar 80 tahun beliau menjelajah dan menjadi musafir untuk mencari dimana letak Serambi Mekkah sebagaimana yang diamanahkan oleh Rasulullah SAW. Kemudian syaekh ismail menjelaskan kepada anak muda tersebut maksud dan tujuannya yaitu untuk mencarikan orang yang dapat membacakan surat tulisan dari Rasulullah SAW. “boleh saya lihat?” kata pemuda tersebut. Kemudian setelah dilihat oleh pemuda tersebut langsung dibacanya dengan jelas dan lancar lengkap dengan makna. “siapa nama kamu pemuda?” kata syekh ismail. Pemuda tersebut menjawab “nama saya malikussaleh”
Malikussaleh

Itulah sejarah asal mula sebutan Aceh “serambi mekkah”. Bukan sembarangan orang yang memberikan nama tersebut melainkan Rasulullah SAW sendiri yang memberikan gelar tersebut

*Tulisan ini ditulis berdasarkan Ceramah Tgk.Abdul Azis


You Might Also Like

7 komentar

  1. Mantap, teruslah menulis Arif dan semoga berkah dari setiap tulisan ini :)

    Maju terus blogger muda Aceh ;)

    ReplyDelete
  2. tulisan yang menarik, jangan pernah bosan menulis tentang aceh ya, salam kenal :)

    ReplyDelete
  3. Dari sumber terpercaya yang saya dapatkan, yaitu Tgk. Zulfahmi MA (salah seorang Guru besar sekaligus pakar sejarah Islam Aceh-Timur Tengah) saya mendengarkan langsung dari Beliau ketika menjelaskan tentang asal-muasal penamaan Aceh sebagai Serambi Mekah adalah dilatarbelakangi pada zaman dahulu, orang-orang dari berbagai pelosok nusantara ketika hendak pergi berhaji atau umrah ke tanah suci, mereka terlebih dahulu berkumpul di Aceh. Tepatnya di Labuhan Haji, Aceh Selatan. Karena pada masa itu siapa saja yang ingin ke Mekah, maka jalur laut-lah satu-satunya alternatif yang tersedia. Dan alternatif tersebut letaknya berhadapan dengan Samudera India yaitu di Labuhan Haji, Aceh Selatan. Oleh karena pada masa itu Nanggroe Aceh merupakan jalur terdekat antara Mekah dengan Nusantara, sebab itulah Aceh dijuluki sebagai Serambi Mekah. Sebagaimana pintu yang letaknya tidak jauh dari serambi rumah.

    ReplyDelete
  4. Dari sumber terpercaya yang saya dapatkan, yaitu Tgk. Zulfahmi MA (salah seorang Guru besar sekaligus pakar sejarah Islam Aceh-Timur Tengah) saya mendengarkan langsung dari Beliau ketika menjelaskan tentang asal-muasal penamaan Aceh sebagai Serambi Mekah adalah dilatarbelakangi pada zaman dahulu, orang-orang dari berbagai pelosok nusantara ketika hendak pergi berhaji atau umrah ke tanah suci, mereka terlebih dahulu berkumpul di Aceh. Tepatnya di Labuhan Haji, Aceh Selatan. Karena pada masa itu siapa saja yang ingin ke Mekah, maka jalur laut-lah satu-satunya alternatif yang tersedia. Dan alternatif tersebut letaknya berhadapan dengan Samudera India yaitu di Labuhan Haji, Aceh Selatan. Oleh karena pada masa itu Nanggroe Aceh merupakan jalur terdekat antara Mekah dengan Nusantara, sebab itulah Aceh dijuluki sebagai Serambi Mekah. Sebagaimana pintu yang letaknya tidak jauh dari serambi rumah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin bisa jadi benar apa yang beliau sampaikan, apa yang saya tulis ini, hanya berdasarkan ceramah dari Tgk Abdul azis

      Delete
  5. Negeri Aceh pada abad ke 15 M pernah mendapat gelar yang sangat terhormat dari umat Islam nusantara. Negeri ini dijuluki “Serambi Makkah” sebuah gelar yang penuh bernuansa keagamaan, keimanan, dan ketaqwaan. Menurut analisis pakar sejarawan, ada 5 sebab mengapa Aceh menyandang gelar mulia itu.

    Pertama, Aceh merupakan daerah perdana masuk Islam di Nusantara, tepatnya di kawasan pantai Timur, Peureulak, dan Pasai. Dari Aceh Islam berkembang sangat cepat ke seluruh nusantara sampai ke Philipina. Mubaligh-mubaligh Aceh meninggalkan kampung halaman untuk menyebarkan agama Allah kepada manusia. Empat orang diantara Wali Songo yang membawa Islam ke Jawa berasal dari Aceh, yakni Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ngampel, Syarif Hidayatullah, dan Syeikh Siti Jenar.

    Kedua, daerah Aceh pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan di Nusantara dengan hadirnya Jami’ah Baiturrahman (Universitas Baiturrahman) lengkap dengan berbagai fakultas. Para mahasiswa yang menuntut ilmu di Aceh datang dari berbagai penjuru dunia, dari Turki, Palestina, India, Bangladesh, Pattani, Mindanau, Malaya, Brunei Darussalam, dan Makassar.

    Ketiga, Kerajaan Aceh Darussalam pernah mendapat pengakuan dari Syarif Makkah atas nama Khalifah Islam di Turki bahwa Kerajaan Aceh adalah “pelindung” kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Nusantara. Karena itu seluruh sultan-sultan nusantara mengakui Sulatan Aceh sebagai “payung” mereka dalam menjalankan tugas kerajaan.

    Keempat, daerah Aceh pernah menjadi pangkalan/pelabuhan Haji untuk seluruh nusantara. Orang-orang muslim nusantara yang naik haji ke Makkah dengan kapal laut, sebelum mengarungi Samudra Hindia menghabiskan waktu sampai enam bulan di Bandar Aceh Darussalam. Kampung-kampung sekitar Pelanggahan sekarang menjadi tempat persinggahan jamaah haji dulunya.

    Kelima, banyak persamaan antara Aceh (saat itu) dengan Makkah, sama-sama Islam, bermazhab Syafi’i, berbudaya Islam, berpakaian Islam, berhiburan Islam, dan berhukum dengan hukum Islam. Seluruh penduduk Makkah beragama Islam dan seluruh penduduk Aceh juga Islam. Orang Aceh masuk dalam agama Islam secara kaffah (totalitas), tidak ada campur aduk antara adat kebiasaan dengan ajaran Islam, tetapi kalau sekarang sudah mulai memudar.

    ini adalah sebagian dari artikel yang ppernah saya baca. mengapa aceh di sbeut Serambi Mekkah

    ReplyDelete