Pemuda Harus Bijak dalam Menggunakan Instagram
07:16:00
Pada tanggal 06 Oktober 2010 Kevin systrom dan
Mike Krieger mulai mengembangkan platorm berbagi foto yang bernama Instagram.
Tahun ke tahun perkembangan Instagram makin meningkat dengan pengguna yang
semakin membludak. Tahun 2012 Mark Zuckember, pendiri Facebook mencoba
mengakuisi Instagram dengan harga sekitar 1 Miliar dollar. Di bawah pimpinan
Marc, perkembangan instagram semakin meningkat dengan beberapa perubahan pada
fitur edit foto insta story dan lain sebagainya.
Seiring perkembangan platform media sosial berbagi
foto ini anak muda menjadi pengguna yang paling banyak. Maklum, media sosial
ini paling digemari oleh anak muda jaman now untuk berbagi kegiatan dan
aktifitas mereka kepada temannya.
Saya termasuk pengguna aktif platform media sosial
instagram ini. Kemarin malam saya kaget ketika membaca artikel berita yang
berjudul “Instagram, Media Sosial Paling Buruk bagi Kesehatan Mental”. Dalam
artikel berita terebut disebutkan ada sebuah survei di inggris terhadap 1.500
remaja dan orang dewasa muda di inggris.
Dari 5 paltform media sosial yang dimasukkan dalam
survei itu, Youtube menjadi platform media
sosial paling positif karena mampu menyehatkan dengan memberikan informasi
kesehataan terpercaya. Selain itu, Youtube juga dianggap platform mdia sosial
yang mampu untuk mengatasi kesepian, depresi dan kecemasan. Twitter berada di
urutan kedua, diikuti oleh Facebook, kemudian Snapchat, dan terakhir Instagram.
Selain youtube yang mempunyai dampak positif, dalam
penelitian kelima platform media sosial itu juga berdampak negatif bagi
penggunanya terutama menurunnya kualitas tidur, bullying, citra tubuh, dan FOMO
(Merasa orang lain lebih senang dan menarik dripada kita) . Tidak seperti YouTube,
keempat media sosial lainnya terkait dengan meningkatkan depresi dan kecemasan.
Penelitian sebelumnya menyebutkan, orang muda yang
menghasikan waktunya lebih dari dua jam sehari untuk berselancar di media
sosial cenderung mengalami tekanan psikologis.
"Sering melihat teman atau orang yang selalu
bepergian atau bersenang-senang, bisa membuat orang muda merasa ketinggalan
karena orang lain seperti sedang menikmati hidup. Perasaan ini akan membuat
mereka selalu membandingkan dan merana," tulis hasil survei itu.
Media sosial juga bisa memberi harapan yang tidak
realistik dan menciptakan perasaan ketidakcukupan serta kepercayaan diri
rendah.
Hal itu bisa menjelaskan mengapa Instagram
mendapat nilai terburuk dalam hal citra tubuh dan kecemasan. Salah satu
responden menulis, "Instagram denga mudah membuat gadis dan wanita merasa
tubuh mereka kurang ideal sehingga banyak orang mengedit fotonya agar mereka
tampak sempurna".
Semakin sering orang muda membuka media sosial,
makin besar pula mereka merasa depresi dan cemas.
Wajar saya kaget dengan survei tersebut, dalam
sehari kalau dikalkulasikan mungkin saya menghabiskan sekitar 6 jam hanya untuk
membuka intagram. Saya yakin tidak hanya saya, mereka anak muda yang memiliki
smartphone juga begitu. Secara tidak sadar, kita telah menghabiskan banyak
waktu hanya untuk meihat hal yang kurang bermanfaat. Melihat foto mereka yang sedang melakukan
perjalanan, foto mereka yang berduan dengan pasangan, foto mereka dengan segala
kemewahannya. Tanpa sadar hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi mental dan
psikiologis, menganggap mereka yang di foto adalah orang yang paling bahagia
atau menarik dibandingkan dengan kita sendiri (FOMO). Padahal mereka hanya
membagikan momen bahagia saja, sementara dibelakang itu banyak momen yang
kurang menyenangkan yang tidak mereka bagikan.
Penting untuk mengingatkan para pemuda, terutama diri sendiri suapaya tidak terlalu banyak menghabiskan waktu untuk hal yang kurang bermanfaat dan produktif. Sama sekali tidak ada yang bisa melarang kita dalam penggunaan media sosial karena bermedia sosial menyangkup ruang pribadi. Namun jika penggunaan yang berlebihan dapat mennggangu kondisi psikologis dan mental, lebih baik kita membatasi waktu dalam penggunaan media sosial tersebut terutama instagram yang telah terbukti buruk bagi kesehatan mental.
0 komentar