Dirgahayu Indonesia
07:38:00Beberapa bulan lalu kita membaca berita yang dirilis BPS dimana kenaikan ekonomi indonesia 5.21% terbesar kedua di asean setelah vietnam juga salah satu terbesar diantara negara maju G7, china. Angka yang cukup besar dibandingkan apa yang diprediksi oleh ekonom dunia dan juga disambut tepuk tangan oleh pemerintah. Ditengah ketidakpastian ekonomi global, perang ukraina-rusia, tarif trump, dan lainnya pertumbuhan 5.21% yang didominasi oleh konsumsi rumah tangga yang lebih 50% untuk ekonomi indonesia tentu mengundang tanda tanya besar.
Tidak usah jauh, jika anda pedagang UMKM makanan,pedagang kebutuhan rumah tangga, anda akan merasakan bagaimana daya beli masyarakat yang sangat menurun dibandingkan sebelumnya. Hal ini bisa menjadi tanda inflasi tinggi, pendapatan masyarakat menurun, angka pengangguran semakin tinggi, pertumbuhan ekonomi melambat.
Namun kita tidak dapat mengatakan angka dari BPS menipu. Jika mau check n recheck secara awam, liat aja laporan keuangan perusahaan consumers semacam indomaret, alfamart kuartalan dan ternyata memang menunjukan angkat pertumbuhan dari kuartal sebelumnya artinya daya beli consumer memang tinggi secara rata-rata. Lalu apa juga yang membuat pertumbuhan ekonomi indonesia diatas rata-rata global sementara masyarakatnya banyak yang PHK, investasi banyak yang gagal, daya beli masyarakat sangat menurun? kita bisa dapst benang merahnya di data total pinjaman mssyarakat di OJK dan itu menunjukan angka pertumbuhan yang signifikan dibandingkan sebelum-sebelumnya. Artinya pertumbuhan ekonomi indonesia yang didominasi oleh konsumsi rumah tangga itu berasal dari hutang masyarakat yang terus meningkat.
Ini menjadi warning besar untuk kondisi ekonomi indonesia kedepan jika tidak ada kebijakan moneter atau fiskal yang tepat, jika ini terus terjadi masyarakat yang hutang kemudian mengalihkan pendapatannya untuk membayar hutang, daya beli masyarakat semakin menurun, pertumbuhan ekonomi semakin lambat akhirnya dikhawatirkan masuk ke jurang stagflasi (ini sebenarnya yang sedang kita rasakan, disaat harga barang mahal karena inflasi tinggi, daya beli masyarakat menurun, pertumbuhan ekonomi stag) bahkan resesi. Selang beberapa minggu akhirnya pemerintah mengumumkan suku bunga kembali turun beberapa poin, cukup positif agar uang yang beredar semakin banyak, ekomoni semakin hidup, tentu saja dengan resiko peningkatan angka inflasi.
Ditengah ketidakpastian ekonomi global, dan pertumbuhan ekonomi yang semakin berat, kita kembali membaca berita bagaimana para komisaris, direksi perusahaan BUMN menikmati bonus yang miliaran pertahun bahkan bonus/tantiem semakin bertambah dari tahun ke tahun disaat perusahaan cuma bisa untung sangat sedikit, yang lebih membuat kita semakin emosi bonus/tantiem itu dapat dibagikan oleh perusahaan yang bahkan pertahunnya bukan membukukan laba tapi kerugian dan lucunya itu diatur dalam peraturan kementerian BUMN.
Bayangkan sebuah perusahaan yang memiliki komisaris bisa 11, tiap komisaris bisa mendapatkan bonus tahunan puluhan miliar pertahun hanya dengan cukup menghadiri rapat,tidak ada kontribusi secara langsung sama sekali ke perusahaan. Sangat merugikan negara dan tidak berpihak kepada rakyat. Bandingkan dengan BBCA perusahaan swasta yang keuntungan pertahunnya jelas, satpam nya diakui keramahan, pelayanan dan kemampuannya oleh netizen, itu cuma punya 5 komisaris. Andaikan jumlah komisaris di BUMN ini dapat dipangkas dan tantiem hanya dibagikan untuk perusahan yang membukukan laba berapa ratus miliar negara bisa berhemat.
Dengan kondisi ekonomi tidak menentu, negara tidak dapat berhemat ratusan miliar di perusahan BUMN, eh muncul lagi berita baru anggota DPR meminta kenaikan gaji. Wakil rakyat loh di tengah ketidakpastian ekonomi, PHK dimana-mana muncul isu baru mereka yang disebut wakil rakyat meminnta kenaikan gaji. Apa sebenarnya yang sedang dipikirkan oleh mereka yang mengaku wakil rakyat. Wajar jika hal ini menimbulkan kegaduhan, dan demo besaran.
Untuk zaman yang sedang sulit seperti saat ini, kita sebagai rakyat biasa apa yang dapat kita dilakukan? Saya cuma teringat kata-kata gus baha' ikuti ayat "Allazi na yunfiquna fi ssarra i wa dharra i" jadilah orang-orang yang berkontribusi bagi orang lain baik senang maupun susah.
Boleh jadi uang seribu yang kita lebihkan ke tukang parkir itu sangat bermakna bagi mereka, jajanan jalanan yang kita beli yang ditawarkan oleh bapak/ibu sangat membantu kebutuhan makan mereka pada hari itu. Selalu jadi orang berkontribusi walapun hanya sekedar memindahkan duri di jalanan
Bernama lengkap seperti di akta kelahiran dan KTP Muhammad Arif. Kalau dari nasab, yang aku tau hanya sampai kakek ayahku, jadi namaku kalau memakai nasab Muhammad Arif bin Mukhtar bin Arsyad bin Abdullah. Aku lahir pada tanggal 04 Desember 1996 Masehi atau 23 Rajab 1417 Hijriah...




0 komentar