CCTV Kehidupan Dunia

08:33:00

Sebagai orang islam kita beriman akan adanya malaikat pencatat amal baik dan buruk. Malaikat yang dimaksud kita kenal dengan nama rakib dan 'atid. Malaikat rakib sebagaimana yang kita pelajari di sekolah dulu bertugas mencatat amal kebaikan dan malaikat 'atid bertugas mencatat amal kejahatan. Di akhirat nanti malaikat ini akan menjadi momok bagi siapa saja yang banyak catatan amal keburukan dibandingkan catatan amal kebaikan dan menjadi berita gembira bagi siapa saja yang catatan kebaikannya lebih banyak ketimbang catatan keburukan. Semenjak baligh hingga meninggal dua malaikat ini terus memantau setiap kita layaknya CCTV. Kelak diakhirat dua malaikat ini ibarat playback cctv yang akan memvonis kita layak di surga atau neraka.

Di dunia kita juga tidak terbebas dari cctv kehidupan tersebut. Jika ‘cctv’ rakib dan ‘atid diutus sendiri oleh Allah untuk pembuktian apa yang kita kerjakan di dunia saat di ahirat kelak, cctv kehidupan dunia justru kita ciptakan sendiri, bahkan bagaimana karakter kita terekam dengan jelas di cctv  kehidupan dunia itu. Cctv kehidupan dunia yang saya maksud adalah sosmed atau social media. Di zaman modern sekarang ini siapa yang tidak mempunyai social media ? Hampir semua orang yang dapat akses ke dunia internet memiliki facebook atau twitter atau instagram. Tidak sedikit para remaja yang ingin akses ke dunia internet dengan ngarep uang dari orangtua kemudian hanya untuk update status facebook, cekrek- cekrek upload di instagram. Alangkah positifnya jika di internet tidak hanya melulu dimanfaatkan untuk bersocial media tapi bisa dimanfaatkan untuk nyari duit, membaca, menulis, menambah wawasan, menjelajah dan masih banyak lainnya.

Kembali ke social median. Nah, di social media tersebut kita dapat menulis apapun. Anda bisa saja meninggal dunia namun apa yang anda tulis dan upload tetap kekal di social media. Hal ini dapat kita lihat jengan jelas saat pesta demokrasi. Apa yang ditulis dan diupload di social media akan diputar  kembali bak playback cctv, diputar oleh siapapun yang akan menjadi lawan politiknya. Tidak sedikit yang menyesal dengan apa yang ditulis dan diupload di social media saat puluhan tahun yang menjadi boomerang untuk dirinya.
Greg Gopman mungkin menjadi salah satu orang yang merasakan cctv kehidupan dunia begitu kejam. Sehari baru diterima sebagai karyawan manajer bisnis virtual reality (VR) di twitter keesokan harinya langsung dipecat. Alasannya cukup konyol, Greg Gopman dianggap merendahkan para gelandangan. Dia pernah update status di Facebook yang merendahkan para gelandangan pada tahun 2013 silam. “Tak ada hal yang positif jika mereka (para gelandangan) ditempatkan berdekatan dengan kami” tulis greg di akun facebook yang membawa petaka baginya.

Selain Greg Gopman, 10 calon mahasiswa Harvard University juga merasakan bagaimana playback cctv kehidupan dunia yang bernama social media bagitu menyakitkan. 10 calon mahasiswa tersebut sejatinya telah diterima dan menjadi angkatan yang lulus tahun 2021. Namun, Harvard meralat keputusannya setelah 10 calon mahasiswa itu ketahuan menampilkan lelucon yang melampaui batas di sebuah grub facebook. Sejumlah meme dan gambar di grup itu menampilkan konten seperti pelecehan seksual, kekerasan terhadap anak, serta kebencian rasial dan etnis.

Syedara, berhati-hatilah dalam bersocial media, apa yang kita lakukan di social media akan terekam dengan baik disana. Bahkan, kita bisa saja menghapusnya, namun di server tempat semua data ditampung masih tersimpan dengan rapi. Sangat memungkinkan kedepannya suatu perusahaan yang akan merekrut karyawan akan memutar playbay cctv kehidupan dunia yang bernama social media. Bagaimana kalau kita akan diseleksi disuatu perusahaan besar nantinya dan perusahaan itu melihat rekam jejak kita di media social yang dulunya adalah seorang penyebar konten anarkisme, radikalisme. Tentu saja kita akan akan gugur. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam bersocial media rakan, jangan sampai social media menjadi cctv kehidupan yang membawa petaka bagi penggunanya.





You Might Also Like

0 komentar