­

Selamat Tinggal 2019

01:29:00

Di sisa sisa penghujung akhir tahun ada banyak hal yang layak di flashback selama setahun  menjalani kehidupan di 2019. Hal itu kadang menyenangkan, kadang pula menyedihkan. Ada yang bisa dijadikan pelajaran, ada pula yang harus dibuang jauh.

Usia sekarang 23 tahun yang semakin beranjak dewasa walaupun masih diaggap muda. Pun demikian, usia muda bukan alasan untuk dihabiskan dengan kesia-siaan atau mencari kesenangan semata. Ada yang mengatakan "habiskanlah usiamu dengan melakukan apa yang kamu sukai karena di waktu dewasa kamu tidak akan dapat melakukannya lagi". Percaya
lah, uangkapan tersebut menyesatkan. Masa muda tidak hanya dihabiskan dengan kesenangan saja. Kita membutuhkan kegagalan di usia muda. Lakukan kegagalan sebanyaknya karena setiap kita punya jatah kegagalan tersendiri, habiskanlah kegagalan tersebut di usia muda. Selain kegagalan, ada lagi ketakutan, tantang dirimu untuk melakukan setiap ketakutan dalam hidupmmu dengan itu kamu dapat mengembangkan diri. Tak perlu risau dengan ucapan orang lain karena hidup tidak untuk menyenagkan semua orang. Lakukan apa yang menurutmu benar dan membuatmu semakin berkembang.

2019 mungkin tahun tersedih buat saya. Pada tahun ini ayah saya meninggal dunia. Tak ada yang dapat menghalangi ketika ajal datang menjemput. Saya banyak mendapat hikmah dari ujian tersebut. Belajar bersabar, belajar menjadi anak shaleh yang selalu mendoakan kedua orangtua dan belajar tentang menjaga kesehatan.  Sebelum meninggal ayah menderita sakit jantung komplikasi dari diabetes, beliau kadang menasehati di usia muda jangan makan apa yang  kita suka, efeknya ketika tua nanti seperti yang ayah rasakan. Dari situ saya belajar untuk terus menjaga kesehatan, kontrol apa yang kita makan. Usia muda tidak dihabiskan untuk melahap apa yang kita mau, kebanyakan penyakit datang dari apa yang kita makan.

Sebagai introver, saya juga banyak belajar bagaimana kita harus menantang diri, melakukan apa yang kita takuti dan tidak berusaha untuk menyenangkan semua orang. Percayalah, siapaun kita tidak dapat untuk menyenangkan semua orang. Ada saja yang tidak sependapat, tapi yang terpenting lakukan apa yang menurut kita benar selama itu positif dan tidak mengganggu orang lain. Kita tidak dapat mengontrol apa yang orang lain pikirkan tentang kita, tapi kita dapat mengontrol diri untuk selalu berpikir positif, melakukan kebaikan.

Semakin dewasa seseorang biasanya semakin banyak pula yang dipikirkan. Tiap orang tentu saja menginginkan kedamaian. Saya belajar kedamaian dan ketenangan itu justru dapat dirasakan ketika kita berbagi dengan orang lain, ketika kita membantu meringankan beban orang lain. Pada tahun ini saya belajar untuk menyisihkan 20 persen dari penghasilan saya untuk berbagi ke salah satu kegiatan sosial pembangunan rumah dan kepada orangtua. Kita sering mengeluh tentang hidup yang tidak damai, gelisah padahal bahagia itu letaknya justru ketika kita berbagi dengan sesama.

Sebagai anak muda yang selalu aktif di media sosial kita kadang ingin berbagi setiap momen bahagia yang pernah kita lalui. Kadang maksud kita bagus untuk menyebarkan momen kebahagian kepada sesama, namun tidak semua momen kebahagian itu dapat ditafsirkan sebagai berbagi kebahagian oleh orang lain. Ada orang yang merasa minder ketika anda memposting momen bahagia anda berjalan keliling liburan, kendaraan mewah yang anda miliki, berjalan dengan pasangan. Oleh sebab itu saya belajar untuk menahan diri tidak berbagi semua momen kebahagiaan  dibagikan di media sosial. Banyak disana orang yang tidak seberuntung dengan yang kita alami sekarang. Selain itu, semakin dewasa rasanya semakin tidak perlu untuk pamer, tak perlu rasanya ingin diakui sebagai orang tertentu. Tetap tantang diri menjadi lebih baik dari sebelumnya

Tahun ini saya banyak belajar hal tentang investasi. Tentu saja investasi yang paling penting itu, investasi pengetahuan. Membaca adalah slaah satu caranya. Untuk jumlah bacaan buku tahun ini memang sangat sedikit, tapi beruntung saya menemukan media sosial untuk membaca yang sangat bagus yaitu quora. Selain investasi pengetahuan ada lagi invedtasi keuangan. Saya bagaimana mengelola keuangan agar tidak tergerus oleh inflasi. 15 persen penghasilan saya alokasikan untuk berinvestasi di reksadana campuran. Bayangkan seandainya kita menabung uang tanpa investasi, sedangkan setahun inflasi bisa mencapai 7 persen. Maka, uang tabungan kita akan terus berkurang harganya. Seandainya tahun ini kita dapat membeli suatu mobil x seharga 200 jt maka lain halnya dengan 5 tahun kedepan harganya akan semakin mahal akibat tergerus oleh inflasi. Tahun ini saya banyak belajar bagaimana finansial plan untuk kehidupan kedepannya. Tidak ada yang tahu bagaimana kehidupan kedepan kita perlu menyiapkan perencanaan keuangan dengan baik. Bagaimana membangun asset tidak hanya membangun liabilitas. Saya banyak belajar tentang perencanaan keuangan di buku Rich Dad poor dad, di ig @ngertisaham.

Akhir kalam, di tahun baru nanti saya berharap perbaikan diri menjadi menjadi lebih baik lagi, kematangan dalam bersikap, saya ingin belajar banyak di 2020 ini tentang finasial freedom, sejarah aceh dan upgrade skill bahasa inggris saya.

You Might Also Like

0 komentar