Detox Media Sosial

19:14:00

Youtuber ferry irwandi bisa dibilang cukup banyak membuka wawasan saya entah dalam hal ekonomi, politik, stoikisme dan lainnya. Salah satu youtuber yang kontennya saya bunyikan lonceng, setiap vidionya yang terbaru hampir semua saya tonton. Dan baru-baru ini vidio 1 tahun yang lalunya yang muncul di newsfeed youtube saya yang berjudul "Hidup tanpa media sosial dan bahagia". Tanpa pikir panjang saya tertantang untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh Ferry irwandi, puasa media sosial. Ferry irwandi melakukannya selama 2 minggu dan tepat hari ini saya sudah melakukannya selama 3 minggu.


Media Sosial

Sebagaimana dikutip dari jurnal maupun artikel dampak buruk yang akan dirasakan oleh pengguna media sosial, pertama membandingkan hidup dengan orang lain, kedua menginginkan atensi ataupun perhatian, ketiga mengurangi produktifitas dan keempat Fomo ataupun takut ketinggalan. Untuk yang pertama saya rasa tidak terlalu mengalami dampak untuk saya. Saya senang melihat siapa saja yang posting momen kesenangan, kemewahan, begitu juga saya tidak terlalu memusingkan like and share apapun yang saya posting di fb dan ig, like share komen bukan sesuatu yang menjadi tujuan. Oleh karena itu saya rasa membabdingkan hidup dengan orang lain dan mencari atensi bukanlah dampak yang saya rasakan.

 

Namun untuk dampak yang ketiga dan keempat, saya merasakannya begitu besar. Takut ketinggalan berita terbaru (fomo) dan jadi kurang update tanpa media sosial merupaakn dampak yang sangat saya rasakan, begitu juga dengan kehilangan produktifitas. Buku yang berplastik masih terus terpajang dengan manis di rak buku dan juga waktu yang saya habiskan di aplikasi quora sangat-sangat sedikit. Quora salah satu aplikasi media sosial positif yang saya ingin menghabiskan banyak waktu disana. Namun karena kehadiran, ig, fb, tiktok aplikasi itu sering tidak tersentuh atau jarang saya buka.

 

Minggu pertama tanpa media sosial, sangat sulit. Tangan yang biasa membuka hp mencari logo merah, biru dan hitam mulai teralihkan. Ada kegelisahan, tidak nyaman ketika memasuki minggu pertama. Saya banyak mengalihkannya dengan menonton Youtube, buku yang masih berplastik sudah mulai terbuka walaupun masih jarang tersentuh dan yang pasti aplikasi quora mulai banyak waktu bermain haha.

 

Minggu kedua dan ketiga semuanya sudah mulai normal dengan kebiasaan baru tanpa media sosial, berjalan begitu saja dan tanpa sadar saya sudah bisa hidup tanpa media sosial. Beberapa dampak positif yang saya rasakan hidup dengan tanpa media sosial. Yang pasti kegelisahan, stres mulai berkurang dan tidur jadi lebih berkualitas . Ketika aktifitas yang banyak di media sosial tentu saja otak akan dibanjiri dengan berbagai informasi dan itu sedikit banyak yang membuat gelisah, cemas, stres yang mengganggu kualitas tidur. Selama detox media sosial hal itu mulai teratasi. Selain itu, lebih produktif. Bayangkan saja ketika ada media sosial buku yang masih berplastik tidak pernah tersentuh sama sekali dan kini mulai hilang plastik walaupun untuk menamatkannya masih begitu sulit haha. Dan juga, saya lebih banyak membaca di aplikasi quora dan menonton konten-konten positif di youtube.

 

Tentu saja saya tidak bisa menghilang dari media sosial selamanya. Tuntutan zaman, membangun hubungan dengan siapa saja tidak bisa lepas dari media sosial. Namun, dengan detox ini, syukur dapat menemukan sisi sisi lain yang selama ini luput jadi perhatian ketika menggunakan media sosial. Dan yang pasti detox media sosial ini juga sebagai dopamine detox untuk mengurangi kecanduan. Semoga lebih baik kedepannya

  

You Might Also Like

0 komentar