Percaya Dengan Teori Konspirasi ?

08:54:00


Anda pernah tidak dibuat kesal oleh orang disekitar anda dengan teori konpirasi, misalnya dengan mengatakan jangan membuat jari layaknya nya slanker karena itu simbol dari ini itu, atau mungkin jangan membeli barang itu karena ada simbol piramida, atau mungkin yang baru-baru ini kejadian gempa dan tsunami di palu dimana ada beberapa pihak menyangkut pautkan kejadian musibah tersebut dengan simbol mata satu di pantai talise palu. Di saat saudara-saudara kita tertimpa musibah kehilangan tempat tinggal, kehilangan keluarga, kehilangan harta, bukannya bersimpati disana justru ada beberapa orang yang dengan analisa cocokologinya menyangkut pautkan semua kejadian itu dengan simbol mata satu di pantai talise dan azab dari tuhan.

Secara umum ada dua teori yang menjelaskan semua fenomena-fenomena yang terjadi disekitar kita, yaitu Teori konspirasi dan teori ilmiah. Teori ilmiah bisa dimaknai dengan suatu pernyataan yang sesuai dengan metode pinsip keilmuan sedangkan teori konspirasi adalah teori yang menjelaskan bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini adalah hasil dari suatu persekongkolan suatu pihak yang tersembunyi dan memiliki misi yang jahat. Ada yang mengatakan bahwa bumi itu berbentuk datar meskipun sudah banyak fakta ilmiah yang menjelaskan bahwa bumi itu bulat, ada juga yang mengatakan bahwa nasa berbohong tentang adanya manusia yang sudah sampai ke bulan padahal dalam misi nasa tersebut melibatkan lebih dari 400 ribu orang dan berjalan leih dari 50 tahun, ada juga yang mengatakan simbol-simbol tertentu adalah simbol illuminati yang bersekongkol dengan dajjal, itu semua adalah teori konpirasi anda boleh percaya boleh tidak.

Teori konspirasi maupun teori ilmiah sama-sama menggunakan logika untuk menjelaskan sesuatu fenomena bahwa itu adalah kebenaran. Bedanya, teori ilmiah menjelaskan suatu kebenaran melalui metode ilmiah yang ketat didukung juga dengan data yang valid kemudian adanya uji hipotesis dan empiris dan hasil yang konsisten untuk menjelaskan suatu kebenaran sedangkan teori konspirasi menjelaskan suatu kebenaran hanya melalui karangan disertai cocokologi yang sedikit masuk akal untuk membuat orang percaya. Teori konspirasi ini terlihat sangat meyakinkan dan valid bahkan tersebar ke seluruh dunia.

Menurut penelitian-penelitian ada beberapa orang yang mudah percaya dengan teori konspirasi ini. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kepribadian berbeda dengan orang biasanya, paranoid, sinis terhadap dunia khususnya politik, memiliki harga diri yang rendah, kurang percaya terhadap otoritas serta merasa hidupnya kurang berdaya. Selain itu orang yang percaya kepada teori konspirasi biasanya cenderung percaya dengan paranormal. Ketika ada suatu perisiwa yang belum ditemukan penyebab dan jawabannya saat itulah biasanya muncul teori konspirasi, teori ini mudah dipercaya karena memberikan informasi yang mudah, gratis dan mampu mengatasi ketakutan dan ketidakpastian yang dihadapi oleh manusia.

Ada beberapa alasan mengapa orang mudah percaya dengan teori konspirasi ini. Seperti yang penulis kutip di liputan6.com beikut ini.

1. Teori Orang-Orang yang 'Kalah'

Seorang profesor ilmu politik di Univeristy of Miami, Joseph Uscinksi, mengatakan bahwa teori konspirasi umumnya mengikuti perkembangan politik.
"Teori konspirasi adalah untuk mereka yang kalah," ujar Uscinski yang juga merupakan rekan penulis buku American Conspiracy Theories.
Uscinski menekankan, istilah tersebut digunakan secara harifah dan tak bermaksud untuk merendahkan.
"Orang-orang yang telah kalah dalam pemilihan, mengalami kerugian, atau pengaruh, mencari sesuatu untuk menjelaskan semua itu," kata dia.

2. Pengaruh Pendidikan dan Kesejahteraan

Namun, tak serta-merta orang yang kalah langsung mempercayai teori konspirasi. Tingkat pendidikan dan kesejahteraan ternyata berpengaruh besar terhadap kepercayaan seseorang atas teori konspirasi. Sebuah survei menunjukkan, sekitar 42 persen orang yang tak mengenyam pendidikan di sekolah tinggi meyakini setidaknya sebuah teori konspirasi. Sedangkan, hal tersebut hanya terjadi sebanyak 23 persen di kalangan sarjana.

Studi pada 2017 menemukan bahwa orang-orang dengan pendapatan rumah tangga sebesar US$ 47.193 lebih meyakini adanya teori konspirasi, dibanding mereka yang berpendapatan US$ 63.824. "Dalam kasus ini, teori konspirasi bisa seperti obat atas emosi," ujar seorang profesor ilmu politik di Notre Dame University dan rekan penulis Uscinski, Joseph Parent.

"Seseorang biasanya tak mau menyalahkan diri sendiri atas kekurangan dalam dirinya, cenderung menyalahkan kekuatan yang tak terlihat," jelas Parent.

3. Keinginan Menjadi Istimewa

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di European Journal of Social Psychology pada Mei 2017, mengusung judul provokatif 'Terlalu Spesial untuk Dibohongi'.
Dari studi tersebut diketahui, bahwa mereka yang memiliki keinginan untuk merasa istimewa cenderung percaya akan sejumlah teori konspirasi.
"Bagian kecil yang memotivasi keyakinan irasional adalah keinginan untuk keluar dari keramaian," tulis keterangan dalam jurnal tersebut.

Hal tersebut menjelaskan mengapa orang-orang tersebut cenderung mengacuhkan bukti yang membantah teori-teori tersebut. Pasalnya, menyerahkan kepercayaan mereka berarti sama dengan menyerahkan keistimewaan juga.

4. Membuat Dunia Lebih Masuk Akal
Dalam beberapa kasus, teori konspirasi bisa jadi merupakan usaha untuk membuat dunia lebih masuk akal. Misalnya saja pasca-pembunuhan Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy. Pada saat itu bias proporsionalitas menjadi hal yang lumrah, karena adanya pikiran yang menggergoti gagasan tentang sebab-sebab kecil yang menyebabkan efek besar tersebut.Konspirasi soal CIA pun akhirnya menutupi fakta bahwa Kennedy dibunuh oleh seorang pria tak terduga.

Ada banyak teori konpirasi di dunia ini, sebagian sudah terbukti kebohongannya  belum terbukti kebenarannya. Sebagian memang sangat masuk akal tapi tidak disertai dengan faka-fakta yang falid hanya sebatas karangan. Anda boleh percaya atau boleh tidak, yang pasti mempecayai suatu teori konspirasi sedangkan dalam ilmiah sudah terbukti kebenarannya sama saja memperlihatkan kebodohan diri sendiri.



You Might Also Like

0 komentar