­

Ketahui 'Aqaid 50 (itikeut 50) Aqidah Ahlusunnah Waljamaah

18:45:00


Bagaimana mungkin seseorang akan mencintai dan mengenal Allah SWT dan Rasul Nya sedangkan dia tidak mengetahui bagaimana sifat wajib, mustahil dan jaiz pada Allah dan Rasul Nya. Oleh sebab itu para ulama berpendapat hukum mempelajari aqaid 50 ini adalah fardhu 'ain (wajib tiap individu). Diragukan keshahan iman seseorang jika dia belum menguasai 'aqaid 50 beserta dalilnya

قال السنوسى وليس يكون الشخص مؤمنا اذا قال أنا جازم بالعقائد زلو قطعت قطعا قطعا لا ارجع عن جزمى هذا

"Imam as-Sanusi berkata : Dan seseorang tidak menjadi mukmin jika dia berkata : Saya mantap dengan aqidah-aqidah itu dan andai saya (diancam) untuk dipotong dengan beberapa potongan niscaya saya tidak akan mencabut kemantapan (jazam) saya ini".

بل لا يكون مؤمنا حتى يعلم كل عقيدة من هذه الخمسين بدليلها وتقديم هذا العلم فرضا كما يؤخذ من شرح العقائد لانه جعله اساسا ينبئ عليه غيره

"Bahkan dia tidak akan menjadi mukmin sehingga dia mengetahui akan setiap aqidah dari yang 50 ini dengan dalilnya (yang ijmali) dan (mengetahui pula bahwa) mendahulukan ilmu ini adalah fardhu sebagaimana dikutip dari kitab Syarhul Aqo'id, karena pengarangnya (yakni Sa'di Taftazani) telah menjadikanilmu ini sebagai dasar yang terbina atasnya barang yang selanjutnya"

20 SIFAT WAJIB DAN 20 SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH BESERTA DALILNYA

1. Wujud (Ada) lawannya ‘Adam (Tidak ada)
Dalil ‘Aqli : Karena ada ciptaan-Nya

Dalil Naqli : Surat Ar-Ro’du ayat 16:

{قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ … قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ (16)} [الرعد: 16]

Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”. …..” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”.

2. Qidam (Terdahulu/Tak berawal) lawannya Hudust (Baru/Ada awalnya)
Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah hudust (ada awalnya) pasti Allah membutuhkan yang menciptakan, dan itu mustahil bagi Allah.

Dalil Naqli: Surat Al-Hadid ayat 3:

{هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ} [الحديد: 3]

''Dialah yang Awal dan yang akhir.''

3. Baqa' (Kekal/Tiada akhirnya) lawannya Fana (Rusak/Musnah)
Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah fana (rusak atau tidak kekal) pasti Allah Hudust, dan itu mustahil bagi Allah

Dalil Naqli : Surat Ar-Rahman ayat 27:


{وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ (27) } [الرحمن: 28]

''Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan''.


4. MukhAlafatu Lilhawadist (Berbeda dengan makhluknya) lawannya Mumatsalatu Lilhawadist (Menyerupai makhluknya)

Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah Mumatsalah (menyerupai makhluk) maka Allah tidak ada bedanya dengan makhluk, dan itu mustahil.

Dalil Naqli : Surat Asy-SyurA ayat 11:

{لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ } [الشورى: 11]

''tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia,''

5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan Dzatnya sendiri) lawannya Ihtiyaj (Membutuhkan)

Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah Ihtiyaj (membutuhkan tempat atau pencipta) maka Allah “sifat”.Seperti warna putih(sifat), membutuhkan benda(untuk tempat), apa bila benda itu hilang maka warna putihpun akan ikut hilang. Dan itu mustahil bagi Allah.

Dalil Naqli : Surat Al-Ankabut ayat 6:

6;إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ العنكبوت:

''Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.''

6. Wahdaniyyah (Esa/Tunggal) lawannya Ta’addud (Lebih dari satu)


Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah Ta’addud (tidak tunggal) maka tidak akan ada ciptaanNya, karena apabila Allah ada dua tentu mereka akan berbagi pendapat, dan itu mustahil. Maka tidak mungkin Allah Ta’addud.

Dalil Naqli : Surat Al Ikhlas

4;قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (

1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

7. Qudrat (Berkuasa atas segala sesuatu) lawannya ‘Ajzu (Lemah/Tidak bisa berbuat apa – apa)

Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah ‘Ajzu (tidak bisa apa-apa) pasti tidak akan pernah ada ciptaanNya, dan itu mustahil bagi Allah.

Dalil Naqli : Surat Al Baqarah ayat 20:

20إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ [البقرة:

''Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.''

8. Iradah (Berkehendak) lawannya Karahah (Terpaksa)

Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah Karahah (terpaksa) pasti Allah‘Ajzu(lemah). Dan itu mustahil.

Dalil Naqli : Surat Hud ayat 107:

107إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ هود:

''Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki.''

9. ‘Ilmu (Maha Mengetahui) lawannya Jahl (Bodoh)

Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah jahal (Bodoh) pasti Allah tidak Iradah(tidak berkehendak karena bodoh), dan itu mustahil.

Dalil Naqli : Surat Al Baqarah ayat 231:

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

''Dan ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu''.


10. Hayah (Hidup) lawannya Maut (Mati)

Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah Maut (Mati) pasti Allah tidak Qudrat, Iradatdan tidak ‘Ilmu, dan itu mustahil.

Dalil naqli : Surat Al Baqarah ayat 255:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ البقرة:

''Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)''


11. Sama’ (Maha Mendengar) lawannya Shamam (Tuli)

Dalil ‘Aqli : Tidak masuk akal apabila Allah tidak mendengar.

Dalil Naqli : Surat Asy Syura ayat 11:

وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

''dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat.''

12. Bashar (Maha Melihat) lawannya ‘Amaa (Buta)

Dalil ‘Aqli : Tidak masuk akal apabila Allah tidak melihat

Dalil Naqli : Surat Asy Syura ayat 11:

وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير :

''dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat''.

13. Kalam (Berfirman) lawannya Bukmu (Tidak berfirman/tidak bisa berbicara)

Dalil 'Aqli :Seandainya Allah bisu ,pasti Allah tidak dapat berfirman dan itu mustahil bagi Allah

Dalilnya Naqli :dalam surat An-Nisa ayat 164:


وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا

''dan Allah Telah berbicara kepada Musa dengan langsung''

14. Qadiran lawannya ‘Ajizan
Dalilnya sama dengan dalil sifat Qudrah

15. Muridan lawannya Karihah
Dalilnya sama dengan dali sifat Iradah

16. ‘Aliman lawannya Jahilan
Dalilnya sama dengan dalil sifat ‘Ilmu

17. Hayyan lawannya mayyitan
Dalilnya sama dengan dalil sifat hayah

18. Sami’an lawannya Ashamma
Dalilnya sama dengan sifat Sama’

19. Bashiran lawannya A’maa
Dalilnya sama dengan dalil sifat Bashar

20. Mutakaliman lawannya Abkama
Dalilnya sama dengan dalil sifat Kalam

1 SIFAT JAIZ BAGI ALLAH

Fi'lu kulli mumkinin aw tarkuhu

Artinya: “Mungkin bagi Allah menciptakan atau tidak menciptakan makhluk”.

Dalil ‘Aqli : Seandainya bagi Allah wajib atau mustahil menciptakan makhluk (Mumkinat), maka setiap apapun yang jaiz (mungkin) pasti akan jadi wajib dan jadi mustahil. Dan itu mustahil bagi Allah.

Dalil Naqli : Surat Ibrahim ayat 19:


إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ إبراهيم:

''jika dia menghendaki, niscaya dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru''

4 SIFAT WAJIB DAN 4 SIFAT MUSTAHIL BAGI RASUL BESERTA DALILNYA

1. Shidiq (Benar) lawannya Kadzib (Bohong)

Dalil ‘Aqli : Seandainya Para Rosul Kadzib pasti Khobar (Wahyu) dari Allah pun bohong, dan itu mustahil.

Dalil Naqli : Surat Al Ahzab ayat 22:

وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ :

''Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka Berkata : “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.''.

2. Amanah (Terpercaya) lawannya Khiyanah (Berkhianat)

Dalil ‘Aqli : Seandainya para Rosul Khianah dengan melakukan pekerjaan yang diharamkan atau yang dimakruhkan oleh Allah, maka kita diperintahkan untuk melakukan yang diharamkan dan dimakruhkan, dan itu mustahil.

Dalil Naqli : Surat Al Ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

''Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik''

3. Tabligh (Menyampaikan) lawanya Kitman (Menyembunyikan)

Dalil ‘Aqli : Seandainya para Rosul Kitman artinya menyembunyikan semua yang wajib disampaikan pada seluruh makhluk, pasti kita diperintahkan juga untuk menyembunyikan ilmu, dan itu mustahil. Karena barang siapa yang menyembunyikan ilmu maka dia dilaknat oleh Allah SWT.

Dalil Naqli : Surat Al Maidah ayat 92:

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَاحْذَرُوا فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ


''Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. jika kamu berpaling, Maka Ketahuilah bahwa Sesungguhnya kewajiban Rasul kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.''

4. Fathanah (Cerdas) lawannya Baladah (Bodoh)

Dalil ‘Aqli : Seandainya para Rosul Baladah, pasti para Rosul tidak akan mengalahkan musuh-musuhnya dalam mengadu atau beradu argumen, sedangkan para Rosul sudah terbukti bisa mengalahkan musuh-musuhnya , jadi mustahil para Rosul Baladah atau Bodoh.

Dalil Naqli : Surat Al An’am ayat 83:

وَتِلْكَ حُجَّتُنَا آتَيْنَاهَا إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ

''Dan Itulah hujjah kami yang kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.''

1 SIFAT JAIZ BAGI RASUL

Yaitu sifat “A’radhul Basyariyah”. Artinya sifat kemanusiaan, seperti para Rasul makan, minum, nikah, dan sakit.

Dalil ‘Aqli : Karena para sahabat suadah menyaksikan secara langsung para Rosulnya makan, minum, tertidur, nikah dan pernah sakit. Tapi sifat-sifat kemanusiaan itu tidak mengurangi martabat kerasulan malah menambah tingginya derajat para Rosul.

Dalil Naqli : Surat Al-Kahfi ayat 110:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ

Katakanlah: ''Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”.

WALLAHU A’LAM BISSAWAB, SEMOGA BERMANFAAT


You Might Also Like

10 komentar

  1. Assalamualaikum ..
    Ilmu yang penuh manfaat..

    Cuma, perlu sedikit penjelasan ini utk pembaca, agar tidak jadi salah faham pada aqidah kita..

    Perhatian !!!

    Mustahil bukanlah sifat Allah. Mustahil adalah sifat yang tidak layak kepada Allah dan Rasul. Mustahil adalah sifat kehinaan, kekurangan dan tidak logik kepada fikiran kita bahawasanya Allah dan Rasul mempunyai sifat kelemahan.

    ISTIHALAH =)

    ‽ Kita belajar sifat mustahil tetapi kita berpegang kepada Istihalah =)

    Istihalah adalah penafian iaitu tidak menerima bahawasanya sifat mustahil wujud di dalam diri Allah dan Rasul. Sesungguhnya mustahil bukanlah sifat Allah, tidak layak kepada Allah dan tidak logik diterima akal fikiran bahawasanya allah mempunyai sifat mustahil.

    Perkara ini perlu dihalusi dan ramai masyarakat tersilap di dalam hal ini. Ini amat berbahaya kerana ia adalah perkara keimanan. Sebenarnya, perkara ini telah diperjuangkan oleh tokoh tauhid alam melayu dahulu, Al-Alim Al-Alamah Tuan Syeikh Ismail bin Abdul Kadir Al-Fathani (Pak Da Ei ) iaitu seorang guru dan ulama’ besar melayu yang mengajar di Mekah.

    Posted by Tengku Mahkota Amar Ibnu Sultan Rothman Al-Haj Muadzam Shah

    SUMBER:
    https://www.google.com/amp/s/ibadurrahman99.wordpress.com/2011/08/01/aqidah-al-asyairah/amp/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih atas penjelasannya..saya rasa dengan memahami makna dari mustahil kita semua bakal paham bahwa mustahil itu sifat yang tidak mungkin ada sama Allah SWT, namanya juga Mustahil. Sekali lagi terimakasih sudah memperjelasnya lagi

      Delete
  2. terimakasih shaingnya
    mohon izin copy untuk pengayaan

    ReplyDelete
  3. SUBHANANALLAH semoga ilmu yang bermanfaat buat kita semua orang islam

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah,sangat berguna sekali.

    ReplyDelete
  5. Trimoeng geunaseh.. Sebrat mamfaat ilme dr gure mandum..

    ReplyDelete