Cerita Demokrasi 9 Juli
17:19:00
9 juli menjadi yang lalu menjadi hari yang sangat penting bagi saya sebagai warga
Negara, dimana untuk pertama kalinya saya sebagai warga dapat dapat
menyumbangkan suara saya dalam pesta demokrasi 9 Juli 2014 pemilihan calon
presiden dan wakil presiden republik Indonesia 2014 setelah Bapak SBY habis
masa jabatannya 10 tahun dalam dua periode memimpin Indonesia. Pemilihan yang
melibatkan 2 calon presiden dan 2 calon wakil presiden. Bapak prabowo dengan
wakilnya Bapak Hatta rajasa yang bernomor urut 1 dan juga bapak Joko Widodo
dengan wakilnya bapak Jusuf kalla yang berrnomor urut 2. Indonesia sebagai
Negara demokrasi akhirnya memilih Bapak Joko Widodo dengan pasangannya bapak
Hatta Rajasa sebagai presiden Republik Indonesia yang ke-6 setelah menang dalam
persentase suara dalam pemilu.
Sebagai warga Negara yang hidup dalam Negara yang berprinsip
demokrasi tentu bangga dapat terlibat langsung dalam pemilihan umum, terlepas
dari apakah yang saya pilih kalah atau menang. Yang membuat saya bangga sudah
menyumbangkan suara saya dalam pemilihan umum tersebut dengan tanpa ada
intimidasi dari para pendukung presiden bukan pilihan saya. Jujur, dalam
pemilihan umum kemarin saya memilih Bapak Prabowo. Debat panas menjelang pemilu sangat terasa tidak hanya dilakukan oleh calon-calon
presiden saja,bahkan sampai ke masyarakat-masyarakat yang masing-masing punya
pandangan sendiri terhadap capres-capres pilihannya, termasuk saya yang
mengharapkan Bapak Prabowo menjadi Presiden Indonesia yang keenam, tentunya
dengan alasan tertentu saya memilih beliau.
Siapapun presidennya saya tetap harus tunduk kepada penguasa
tanah Air. Seperti diketahui bapak Jokowi akhirnya menjadi presiden pilihan
rakyat Indonesia, walaupun saya tidak menyumbangkan suara untuk beliau, saya
sebagai rakyat tetap harus mendukung, mengakui dan patuh kepada beliau sebagai
Presiden pilihan rakyat. Inilah yang
namanya Negara demokrasi, Negara dimana bentuk pemerintahan yang
semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup kita sebagai warga negara. Selain itu Demokrasi juga mengizinkan kita sebagai warga
negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Berbeda dengan Negara lain Contohnya saja Malaysia yang
sistem pemerintahannya Monarki. Monarki
merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa
monarki. Monarki atau sistem
pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia. Pada awal
kurun ke-19, terdapat lebih 900 tahta kerajaan di
dunia, tetapi menurun menjadi 240 dalam abad ke-20. Sedangkan pada dekade
kedelapan abad ke-20, hanya 40 takhta saja yang masih ada. Dari jumlah
tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasa monarki yang
mutlak dan selebihnya terbatas kepada sistem konstitusi.
Perbedaan di antara penguasa
monarki dengan presiden sebagai
kepala negara adalah penguasa monarki menjadi kepala negara sepanjang hayatnya,
sedangkan presiden biasanya memegang jabatan ini untuk jangka waktu tertentu.
Namun dalam negara-negara federasi seperti Malaysia, penguasa monarki atau Yang dipertuan Agung hanya berkuasa
selama 5 tahun dan akan digantikan dengan penguasa monarki dari negeri lain
dalam persekutuan. Pada zaman sekarang, konsep monarki mutlak hampir tidak ada
lagi dan kebanyakannya adalah monarki konstitusional, yaitu penguasa
monarki yang dibatasi kekuasaannya oleh konstitusi.
Kembali ke pemilihan umum tanggal 9 juli lalu. Demokrasi
memang sebuah ideologi bangsa kita Indonesia, dan dalam penerapan sistem
demokrasi kita tidak hanya di tuntut untuk negara saja, tetapi juga
berdemokrasi dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Contoh
penerapan sistem demokrasi di lingkungan masyarakat saat pemilu yang dapat saya
lihat dengan jelas adalah tidak adanya pemaksaan dalam pemilihan umum yang
telah berlalu itu. Meskipun, ada sedikit perdebatan dalam masalah memilih calon
presiden yang masing-masing punya argument tersendiri dalam memilih calon
presiden pilihannya. Namun tidak sampai kepada pemaksaan atau ancaman untuk
merubah kepada calon presiden A ke calon presiden B.
Itulah sedikit ceritaku tentang pesta demokrasi 9 juli berlalu, meski sudah berlalu beberapa bulan sudah dan juga sudah terpilihnya seorang presiden, menjadi bagian dalam pemilihan presiden tersebut membuat saya bangga sebagai rakyat .
Itulah sedikit ceritaku tentang pesta demokrasi 9 juli berlalu, meski sudah berlalu beberapa bulan sudah dan juga sudah terpilihnya seorang presiden, menjadi bagian dalam pemilihan presiden tersebut membuat saya bangga sebagai rakyat .
0 komentar