­

Petugas jangan merusak reputasi Sabang

07:53:00



Oleh : Muhammad Areev

Sabang baru-baru ini makin harum namanya sebagai tempat wisata para wisatawan. Beberapa teman ketika saya tanyai tentang perpisahan mereka rata-rata menjawab Sabang tujuan mereka. Bukan saja dari wisatawan lokal aceh, tapi juga banyak yang di luar aceh, bahkan dari mancanegera.

Saya sendiri dan 4 orang kawan ( Multazam, Afdhalul, Ambya dan Reja) dengan membawakan 3 sepeda motor tanggal 15 mei kemarin berangkat dengan menggunakan kapal lambat dari jam 18.30 wib hingga jam 23.00 wib kami sampai ke tempat tujuan dalam keadaan mumank (pusing) dan ngantuk setelah dua jam setengah bergoyang-goyang di dalam kapal.

Kebetulan kami punya 2 kawan disana sehingga kami tidak sibuk-sibuk untuk menyewa losmen, wisma atau hotel sebagai tempat penginapan, kami tingal calling teman yang disana dan dengan tanpa keberatan mereka menyediakan tempat penginapan untuk kami selama 2 malam sehingga dapat menghemat sedikit fulus yang kami bawa pas-pasan. Keesokan harinya (16/5/15) mereka juga siap untuk memandu wisata kami ke berbagai objek wisata terkenal selama di sabang.

Setelah 2 malam di sabang, hari minggu (17/5/15) kami bersiap-siap untuk pulang ke kampung halaman. Pertama kami ingin memesan tiket untuk jadwal kapal jam 7 pagi, namun karena jarak tempat kami menginap dengan pelabuhan ( desa lam bak' u - balohan) yang agak sedikit jauh terpaksa kami harus mengurungkan niat pulang jam 7 pagi karena untuk jadwal kapal jam 7 pagi paling tidak jam 6 pagi harus sudah ke pelabuhan untuk memesan tiket jika tidak bersiap-siap untuk kecewa.

Kami pun memilih untuk jadwal tiket jam 2 siang, jam 9 pagi kami sudah berada di balohan untuk berjaga-jaga seandainya tiket dibuka pada jam 10 kami tidak kehabisan tiket, belajar dari pengalaman waktu berangkat dari pelabuhan ulee lheu yang rencananya mau berangkat jam 2 siang, kami harus berangkat jam setengah tujuh kerena kehabisan tiket jam 2.

Setelah bertanya kepada petugas penjual tiket, kami mendapatkan informasi bahwa loket akan di buka pada jam 12 siang. Karena kami pulang tidak hanya membawa diri sendiri tapi juga membawa sepeda motor, sehingga sepeda motor harus segera di parkirkan di tempat yang memang sudah disediakan untuk parkiran sepeda motor yang hendak menyeberang kembali ke pulau sumatera. Tempat yang berukuran sekitar 3 x 20 meter ini disediakan untuk parkiran sepeda motor bagi orang yang hendak pulang dengan membawa sepeda motors.

Setelah menunggu sekitar 3 jam, loket pun dibuka kami harus segera bergegas, kami tidak ingin pulang hari senin karena kehabisan tiket. Sama seperti di waktu menuju ke sabang kami memesan 5 tiket ekonomi dewasa dan 3 tiket untuk sepeda motor. Setelah kami memesan tiket, kami kembali harus menunggu selama 2 jam hingga kapal lambat sampai di pelabuhan balohan, Sabang.

Setelah para penumpang yang tujuan ke Sabang turun satu per satu, penumpang yang hendak pulang ke ulee lheu, Banda Aceh segera berduyun-duyun masuk ke dalam kapal. Sedangkan kami yang membawa sepeda motor terpaksa harus menunggu di tempat parkiran sepeda motor. Kami berharap setelah para penumpang yang tidak membawa kendaraan selesai naik ke kapal, petugas akan menuju ke tempat parkiran sepeda motor untuk memeriksa tiket dan kami pun dapat naik ke dalam kapal. Namun apa yang terjadi benar-benar membuat kami kecewa, petugas kapal benar-benar tidak profesional. Puluhan kendaraan di parkiran yang seharusnya terlebih dahulu dibiarkan masuk ke dalam justru harus melihat puluhan sepeda motor yang tidak ikut antri mulai menuju ke kapal. Jelas ini membuat kami yang diparkiran sangat kecewa. Bagaikan dalam kandang lembu kami tidak dilepas-lepas, sedangkan mereka yang tidak di parkiran sepeda motor terus berdesak-desakan untuk masuk ke dalam kapal.

Petugas pelabuhan benar-benar membuat kami kecewa. Sampai terdengan suara tit..tit.tit sebagai bentuk protes kami yang diparkiran. Bahkan ada beberapa orang yang di parkiran mengangkat sepeda motor mereka melewati besi pembatas untuk berdesak-desakan menuju di pinggiran kapal, sempat keluar kata-kata dari mulut seseorang dari mereka " yang disini tunggu-tunggu aja, nggak akan bisa pulang" sontak membuat kami makin panas tit..tit..tit suara klakson kambali ramai-ramai terdengar dari sepeda motor. Para petugas sepertinya juga tidak bisa mengambil tindakan apapun mereka sibuk dengan sepeda motor yang tidak antri diparkiran yang sudah menuju ke kapal.

Entah bagaimana ceritanya besi yang di depan parkiran sepeda motor jebol. Kami yang dari tadi di tempat parkiran langsung tancap gas menuju ke kapal, dengan berdesak-desakan akhirnya kami dapat masuk ke dalam kapal dengan tempat penampungan kendaaan masih muat, kami pun merasa lega. Tapi kami juga tau bagaimana perasaan mereka yang dari tadi di tempat parkiran kereta yang tidak sempat masuk ke dalam kapal, so disappointed...

Sabang yang baru-baru ini semakin popular sebagai tempat wisata akan kekurangan peminatnya jika ketertiban tidak dijaga dengan baik. Yang paling membosankan ketika ke sabang menunggu dan antri sepeda motor. Jika yang tidak antri sepeda motor dapat dengan mudah masuk ke dalam kapal, jelas membuat mereka yang antri akan naik darah. Saran saya, reputasi sabang sebagai tempat tujuan para wisatawan jangan sampai tercoreng atau kekurangan peminat hanya karena ketertiban dalam berantri kendaraan tidak dijaga dengan baik. Banyak orang yang di PHP tadi..



Alhamdulillah udah sampai ke kampung halaman :)

You Might Also Like

0 komentar