Bisa karena Nekat

20:12:00


Oleh : Muhammad Areev

Setelah kejadian itu (nanti akan saya ceritakan) memori saya kembali teringat dengan kejadian-kejadian nekat yang saya lakukan dulu yang membuat saya mahir dalam melakukan hal itu karena nekat tadi, seperti judul tulisan ini bisa karena nekat. Setiap hal nekat yang kita kerjakan pasti ada resikonya, resiko tersebut harus siap diterima oleh penekat.

Kalau saya menilai diri sendiri saya termasuk seorang penekat. Ada banyak hal-hal nekat yang saya kerjakan di waktu kecil hingga sekarang ini baik itu nekat dalam hal positif maupun negatif.

Saya awali cerita nekat saya ketika pertama kali mengenal internet. Saya pertama kali mengenal internet kelas 6 MIN berusia sekitar 12 tahun. Sebenarnya cerita tentang internet sudah sering saya dengar sama kawan-kawan dan guru-guru di sekolah, kata-kata mereka "Di internet kamu dapat mencari apapun yang kamu inginkan" semakin membuat saya penasaran dengan makhluk yang bernama internet ini.

Saya termasuk orang yang sering mencari kesempatan untuk bermain game di hp Nokia N70 milik ayah saya, saat itu kesempatan bermain game saya arahkan untuk menjelajah internet, pada fitur yahoo search saya mencoba searching nama pemain bola. Walhasil keluarlah semua photo pemain bola idola saya, saya masih ingat saat itu saya searching dengan kata kunci "ronaldo" hehehe fansnya. Sebenarnya saya tidak tau saat itu saya sedang menjelajah ke internet. Kesempatan selanjutnya saya sudah bisa nonton video-video pemain bola di youtube. Saat itu pulsa Hp milik ayah saya dari 50.000 berubah menjadi 50.000 tanpa tiga nol alias 50 rupiah. Apa yang terjadi selanjutnya ? saya harus menanggung resiko kena marah sama ayah . Dengan kejadian nekat tersebut saya mulai mengenal internet, saya sudah tau apa itu internet, saya tau apa yang dapat saya lakukan di internet. Hal nekat tersebut membuat saya bisa berinternet hingga sampai sekarang ini internet sudah menjadi makanan pokok bagi saya.

Cerita nekat selanjutnya masih di kelas 6 MIN. Saat itu masa-masa kawan-kawan sekelas sudah pada bisa mengendarai sepeda motor. Saya masih ingat ketika saya coba untuk tes-tes naik sepeda motor, sepeda motor yang saya tes tersebut bermerk Smash. Tanpa ada yang mengajarin saya nekat berdiri dengan posisi tanpa di bangku sepeda motor kemudian saya gas pelan-pelan, setelah motor berjalan kemudian saya duduk di tempat duduknya, ketika mau berhenti saya coba untuk turun dari tempat duduk motor hingga posisi berdiri dengan berada di bawah tempat duduk. Aksi tersebut saya lakuan berkali-kali di depan halaman rumah hingga saya berani keluar di jalanan. Dari kenekatan itulah saya bisa mengendarai sepeda motor. Resikonya pernah jatuh 1 hingga tiga kali karena tidak sanggup tahan sepeda motor dengan kaki yang masih belum sampai.

Baru-baru ini saya kembali melakukan aksi nekat. Tanpa teori sedikitpun saya mencoba untuk memaju dan memundurkan mobil yang ada di rumah, tentu saja ketika tidak ada ayah di rumah. Sebenarnya saya sudah tau teori bagaimana cara mengendarai mobil dari dulu karena tidak jauh berbeda dengan sepeda motor yang berkopling, dari dulu saya juga sering memaju dan mundurkan mobil di pekarangan rumah. Namun kali ini saya nekat melakukannya lebih, saya mencoba untuk keluar ke jalanan. Ternyata usaha saya untuk keluar ke jalanan harus saya batalkan. Pasalnya, ketika mobil mau saya keluarkan mengenai beton yang ada di pagar dan mobilpun tergores. Sontak kejadian tersebut membuat saya panas-dingin " Ka abeh loen " kata saya dalam hati. Segera saya membalikkan mobil pada tempatnya dengan perasaan yang tidak jelas. Kejadian tersebut tutut disaksikan oleh adik kecil saya, tanpa tunggu lama laporan ahirnya sampai kepada ibu, setelah kena repet beberapa saat, esoknya mobil tersebut dibawa ke bengkel. Saat saya menulis ini mobil tersebut sudah diperbaiki goresannya dan saar itu juga ayah saya sedang melaksanakan umrah, saya harus siap2 kena 'semprot' sama ayah jika seandainya beliau tau apa yang sudah saya kerjakan. Bermula dari kejadian inilah saya kebali kilas balik aksi nekat lainnya yang saya lakukan dahulu. Sebagai penekat saya harus siap apapun resikonya.

Sebenarnya masih banyak cerita-cerita nekat saya lainnya yang tidak mungkin saya tuliskan karena membutuhkan waktu yang lama dan yang pasti disini (jari) udah terasa begal-begal eh..pegal-pegal.

You Might Also Like

0 komentar