­

Dilema Menjelang UN

07:31:00

Oleh : Muhammad Areev

UN atau Ujian Nasional tingkat SMA/SMK/Sederajat serentak akan dilaksanakan seluruh Indonesia pada tanggal 13 April 2015. Para guru telah melakukan berbagai macam cara untuk kelulusan bagi para siswanya. Mulai dari mengajar, mengadakan les, mengadakan try out telah dilakukan oleh para guru untuk mengharapkan hasil yang bagus untuk para siswanya di ujian nasional nanti. Begitu pula para siswa telah berusaha dengan sungguh-sungguh dengan belajar semaksimal mungkin agar dapat keluar dari sekolah dengan label LULUS. Walaupun tidak semua siswa memiliki semangat 45 tersebut.

Kira-kira 3 bulan menjelang UN, Les atau belajar sore pun diadakan oleh sekolah untuk menambah pengetahuan para siswa tentang mata pelajaran yang di UN kan. Setelah belajar dari pagi hingga siang sampai jam 14.00 WIB, pikiran para siswa kembali digenjot dengan belajar lagi dari jam 15.30 WIB hingga jam 18.00 WIB. Bagi para siswa yang tidak mengaji pada malam hari itu bukan suatu kendala, tapi bagi mereka yang merasa membutuhkan ilmu agama itu bukan hal yang mudah, mereka harus mengejar waktu untuk sampai ke rumah sebelum azan maghrib, kemudian makan, mandi dan kembali berangkat ke tempat pengajian untuk menambah pengetahuannya tentang islam, sehingga kewajiban yang fardhu 'ain tersebut dapat ditunaikannya. Apalagi jika jarak rumah dengan sekolah lebih dari 4 km, misalnya dari Samahani- Banda Aceh tentu saja mereka akan meninggalkan ke tempat pengajian dengan berbagai alasan, capek, kemalaman dan lainnya.

Kira-kira dua minggu menjelang Ujian, sudah pada sibuk berdo'a bersama dan minta dido'ain. Memang berdo'a suatu perbuatan yang sangat baik tapi jika berdo'a bersama hanya mnjelang UN, ada kesan seolah-olah UN segala-galanya, kebutuhan akan do'a hanya menjelang UN, ingat tuhan hanya menjelang UN. Alangkah bagusnya kalau tiap hari mulia umat islam (jum'at) diadakan yasinan, do'a bersama, sehingga akan membentuk karakter para siswa yang tidak lupa kepada pencipta, para siswa yang tidak hanya berusaha tapi ada do'a, karena berusaha tanpa do'a melambangkan kesombongan sedangkan berdo'a tanpa berusaha hanya sia-sia.

Kira-kira seminggu menjelang UN, sudah pada bahas " Dimana kita beli kunci ? ", ini sudah menjadi rahasia umum. Para agen kunci jawaban pun sudah berkeliaran diamana-mana untuk melancarkan bisnisnya. Harganya pun bisa dibilang 'wow' sampai belasan juta, darimana saya bisa tau ? sudah, nggak usah dibahas lagi itu sudah menjadi rahasia umum dari tahun ke tahun, coba tanya saja kepada yang sudah lulus tahun kemarin. Tapi tidak semua siswa sebodoh itu, menjual semua hasil kerja kerasnya dengan kunci jawaban UN, ada siswa-siswa yang lebih bangga dengan nilai hasil usahanya sendiri selama belajar 3 tahun. Dimana bangganya dapat nilai yang tinggi dari hasil yang bukan usaha sendiri. apalagi kalau sampai diundang ke istana negara karena nilai UN nya tertinggi di Indonesia dari hasil melihat kunci jawaban, mau taruh dimana mukanya.

Itu semua hanya flashback menjelang UN, mudah-mudahan tidak ada yang tersinggung. Terlepas dari semua itu, kita semua mengharapkan kelulusan. Semoga yang sedang melaksanakan UN beberapa hari lagi lulus semuanya dengan nilai yang memuaskan. Yang membaca tolong aminkan do'anya yaa...

You Might Also Like

0 komentar