Kita Ini Apa Yang Mau Kita Lihat

22:54:00

Teringat materi stand up comedy panji pragiwaksono,  ketika itu panji bercerita tentang seorang bapak-bapak mengeluh dengan kondisi indonesia dengan banyaknya kasus pemerkosaan, pembunuhan dan kasus anarkis lainnya. Kemudian bapak tadi nyeletuk kepada temannya yang lain "wah indonesia udah hancur ni, pembunuhan dimana-mana, kemarin saya baca di koran kejadian pembunuhan, hari ini saya baca koran juga kejadian pembunuhan" ucap bapak itu kepada temannya.

 

Setelah check n recheck ternyata bapak itu berlangganan koran yang menceritakan banyak kasus anarkis. Sehingga jadilah yang tertanam di kepala bapak itu di Indonesia penuh dengan orang-orang jahat. Agar kasus anarkis di indonesia tidak selalu nampak di mata bapa itu  maka seharusnya yang perlu dilakukan oleh bapak itu ganti jenis korannya, langganan dengan media cetak yang lain yang tidak banyak membahas kasus anarkis.

 

Pandangan kecintaan

Ada juga kisah lain seorang yang mengadu kepada buya hamka sepulang dari makkah dan menjumpai pelacur disana. “ Bagaimana uni Buya saya baru pulang dari Mekkah dan disana rupanya juga ada pelacur” Tanya orang tersebut, kemudian Buya hamka juga menjawab dengan jawaban yang sangat bijak

"Saya juga baru pulang dari Los angeles namun tidak ada pelacur, seseorang hanya akan dipertemukan dengan apa yang ia cari. Walaupun ke mekkah jika yang dicari keburukan maka syaithan golongan jin dan manusia akan membantu kita untuk mendaaptkannya. Dan meski kita ke los angeles jika yang dicari kebajikan maka segala keburukan akan enggan dan bersembunyi" jawab buya hamka.

 

2 cerita diatas menggambarkan dengan sangat jelas bagaimana kita itu sebenarnya apa yang mau kita lihat. Mau lihat tentang keburukan, maka dunia ini seakan semuanya buruk. Begitu juga sebaliknya, mau lihat kebaikan semuanya terasa penuh dengan kebaikan. Kita selalu diantara dua pilihan, jika bukan kebaikan ya keburukan.

 

Ada quote habib umar terkenal sering lewat di explore instagram yang sangat saya suka :

 

"Jangan kau beritahuku siapa saja yang membenciku, atau yang bercerita tentang aibku, atau yang melupakan kebaikanku, biarkan aku tertawa dan tersenyum dengan siapa saja orang yang kutemui, hingga aku menyangka semua orang menyukaiku"

 

Quote dari habib umar diatas semakin memperjelas bagaimana beliau mau mendidik umat agar memiliki pandangan tentang kebaikan terhadap apa saja, siapa saja, bahkan terhadap orang menjelekkannya. Termasuk diantara menjaga agar pandangan orang lain selalu dengan pandangan kecintaaan, kebaikan, kita yang mendengar orang lain dijelekkan tidak menceritakan kepada yang bersangkutan. Itu dalam hal menceritakan kebenaran, konon lagi ditambahkan bumbu-bumbu fitnah yang orang aceh menyebutnya "lalat mirah rueng". Hahah.

 

Kembali lagi, kita ini sesuai dengan apa yang mau kita lihat. Bahkan Tuhan pun mengatakan bahwa Dia sesuai prasangka hambaNya. Mau lihat tuhan bagaimana? Ada musibah dikit azab, azab azab..maka mata kita akan memandang Tuhan sebagai zat yang maha azab. Padahal tuhan kan gak cuma azab, yuazzib man yasya', yaghfir man yasya'. Dan bahkan rahmatnya mendahului azabnya “inna ‘azabii taghlibu ghazabi”. Harusnya fair, jika kita memandang Allah sebagai zat yang mehzab, kita juga harus banyak memandang Allah sebagai zat yang maha pemberi rahmat, ampunan. Sebelum menjelaskan azabnya Allah, jelaskan juga bagaimana kasih sayang Allah kepada hambanya, rahmatnNya yang tak terhitung, agar pandangan umat tentang Allah itu tidak kabur.

 

Makanya hidup penuh dengan kebengisan, apapun yang dilihat ditafsirkan dengan maksiat, maksiat mendatangkan azab tuhan, sama dengan tuhan tukang azab. Susah untuk dapat melihat sifat arhamurrahimin nya tuhan. Sulit untuk dapat melihat begitu besarnya rahmat tuhan, karena hanya mau melihat tuhan sebagai zat yang maha azab.

 

Jika ingin mendapatkan kebaikan lihatlah kebaikan-kebaikan itu, dia akan datang dan menampakkan diri hanya saja mungkin pandangan kita terganggu dengan pandangan keburukan.

 

 

 

 

You Might Also Like

0 komentar