Kisah Anak Takut di Khitan

03:29:00


Oleh : Muhammad Areev

Dulu ketika kecil ada suatu hal yang sangat kutakuti, yaitu khitan. Ketakutanku terhadap khitan punya sebab dan alasan. Pertama, teman-teman yang lebih dulu khitan mengintimidasiku dengan cerita-cerita konyolnya bahwa khitan merupakan suatu proses yang sangat menyakitkan. Apalagi setelah habisnya obat penawar sakit, kita akan merasakan sakit yang luar biasa, begitu kurang lebih intimidasi yang dilakukan teman-teman saya dulu. Sehingga, bayangan sakitnya khitan terus menghantuiku. 

Pun demikian, bukan hanya itu saja yang membuatku sangat takut akan khitan. Ada satu alasan lagi yang membuatku begitu merasa ‘seram’ dengan yang namanya khitan yaitu terbeban hukum islam. Sebagai orang yang di didik dari keluarga islam, sejak kecil aku sudah dilatih untuk shalat 5 waktu, puasa bulan ramadhan. Sejak kecil aku sudah diingatkan bahwa setelah khitan kamu sudah wajib shalat 5 waktu, kamu sudah wajib puasa ramadhan. Sehingga dalam persepsiku khitan merupakan sebuah jalan untuk aqil baligh. Walaupun sebenarnya aku mulai baligh ketika kelas 2 SMP sedangkan aku di khitan saat kelas 6 MIN.

Jujur, dulu ketika belum baligh aku amat takut di khitan kerena alasan kedua itu. Dalam bayanganku, mustahil rasanya dapat merasakan surganya Allah jika aku sudah baligh, kerena sudah pasti akan banyak dosa yang kulakukan. Aku masih ingat, sangking takutnya khitan, aku sering berharap kepada Allah “ Ya Allah..aku takut dikhitan, Ya Allah kalau engkau tidak mengambil umurku sebelum kelas 6 MIN maka kiamatkannlah bumi ini” karena cuma ada dua jalan supaya aku terlepas dari khitan, aku meninggal atau kiamat dunia.

Sekarang aku sudah dikhitan dan baligh. Sementara aku terus bergelimang dalam dosa. Aku tidak seperti ketika kecil dahulu. Aku seperti orang yang tidak takut berbuat dosa lagi. Kenapa begini diriku ?. Aku ingin sikap dewasa yang ada pada diriku ketika kecil dahulu. Oh diriku…ingatlah siapa kamu, untuk apa diciptakan dan akan kemana setelah mati.

Dengan tulisan ini, aku ingin menasehati diri agar menjadi orang takut kepada Allah, takut berbuat dosa lagi seperti aku belum baligh dahulu..

You Might Also Like

0 komentar