Kecerdikan Rasulullah Saw
08:40:00Oleh : Muhammad Areev
Seorang nabi wajib memiliki sifat Fathanah artinya pandai, cerdas dan cerdik. Sifat pandai, cerdas dan cerdik ini kita umpamakan dengan 3 jenis kecerdasan yang kita kenal sekarang yaitu IQ atau kecerdasan intelektual, EQ yaitu kecerdasan emosional, dan SQ yaitu kecerdasan spiritual. Nah, Nabi Muhammad SAW memiliki ketiga kecerdasan tersebut.
Salah satu kecerdasan atau kebijaksanaan yang pernah dilakukan oleh Rasulullah yang tercatat dalam sirah nabawiyah adalah bagaimana beliau mampu mengatasi sengketa di kalangan kabilah-kabilah suku quraisy yang saat itu terjadi perselisihan siapa yang berhak menempatkan kembali Hajar aswad pada tempatnya. Pada waktu itu menjadi hak setiap kabilah-kabilah besar untuk melindungi dan menjaga ka'bah, sehingga kepala kabilah yang berhasil menempatkan kembali hajar aswad di sisi ka'bah dianggap sebagai kabilah yang terhormat. Wajar saja kalau terjadi perselisihan.
Melihat situasi yang makin runyam, Abu Umayya bin Al-Mughirah dari Bani Makhzum segera melerai perselisihan yang makin menghebat tersebut. la adalah orang tertua di antara mereka yang dihormati dan disegani. la berkata, "Serahkanlah putusan kalian ini kepada orang yang pertama kali memasuki Masjidil Haram melalui pintu Bani Syaibah ini!"
Mereka menyetujui cara itu. Dengan harap-harap cemas, mereka menunggu seseorang yang akan masuk Masjidil Haram. Tidak lama kemudian, mereka melihat Muhammad memasuki pintu tersebut. Kontan mereka berseru, "Ia Al-Amin! Inilah Muhammad! Kami rela perkara ini diputuskan olehnya!"
Nabi Muhammmad adalah orang cerdas, bijaksana tidak egois beliau tidak mau ada sebagian orang yang tidak setuju dengan keputusan beliau, walaupun sudal deal belaiulah yang berhak untuk menempatkan kembali hajar aswad pada tempatnya. Saat itu Nabi Muhammad Saw berusia 35 tahun.
Dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya, beliau melepaskan surbannya kemudian ditaruhlah Batu hitam atau hajar aswad diatasanya. Kemudian beliau menyeru kepada setiap kepala kabilah, disuruhnya pada tiap 4 kepala kabilah masing-masing untuk memegang pada sudut surban yang berjumlah 4 sudut itu. Dibawalah Hajar aswad pada Ka'bah kemudian Rasulullah meletakkannya pada tempatnya. Semua kabilah merasa puas dengan keputusannya. Dengan kebijaksanaan dan kepintarannya beliau berhasil memutuskan suatu perkara yang sangat bijak, pada waktu itu hampir saja terjadi pertumpahan darah diantara mereka,
Waallahu a'lam
0 komentar