Apakah saya Binatang ?

02:19:00


Oleh : Muhammad Areev

Manusia memang merupakan makhluk yang lebih diantara makhluk yang lain yang Allah ciptakan. Lebihnya manusia diantara makhluk-makhluk yang lain yang Allah ciptakan hanya terletak pada akalnya. Ketika manusia kehilangan Akal maka derajat manusia sama dengan makhluk-makhluk lainnya seperti binatang, tumbuhan.

Namun jangan salah ada juga manusia yang Allah berikan Akal, hati, dan lainnya layaknya manusia normal tetapi dia seperti binatang, bahkan lebih daripada binatang sebagaimana Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْ
صِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."(QS. Al-A’raaf: 179)
Patut kita renungkan, termasukkah kita ke golongan-golongan manusia yang seperti binatang atau bahkan lebih dari binatang seperti yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an tersebut ?. Kita mengakui bahwasanya kita adalah manusia tetapi apakah dimata Allah  kita juga manusia ?.

Sungguh sangat marah dan sakit hati ketika kita sebagai manusia kemudian ada manusia yang lain menyebutkan kita dengan sebutan binatang. Namun, bagaimana kalau yang menyebutkan itu adalah pencipta kita semua, pencipta alam semesta. Bagaimana perasaan kita ? antara marah dan malu, kalau marah mana mungkin kita bisa marah sama sang pencipta kalau malu sudah pasti kita malu dengan semalu-malunya

Sudah sepatutnya kita sebagai manusia yang Allah berikan Akal, hati kita pergunakan dengan sebaik-baiknya. Pikirkan berapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, kenapa kita bertambah kufur dan tidah patuh terhadap perintahnya ?

Beberapa hari lagi menuju bulan yang penuh dengan ampunan, bulan yang pahala dilipat gandakan. Mungkin sebelum-sebelumnnya kita adalah seorang binatang di mata Allah di bulan Ramadhan nanti kesempatan yang baik untuk bertaubat kepada Allah, memperbanyak amal sehingga status kita yang sebelumnya binatang di mata Allah kini menjadi manusia yang sejati, manusia yang patuh kepada perintah tuhannya.

Ayo, kita pasangkan target di bulan Ramadhan ini. Jika Ramadhan sebelumnya kita banyak bolong tarawih, maka di bulan ramadhan ini harus full, jika ramadhan sebelumnya kita tidak khatam Al-Qur’an maka di Ramadhan tahun ini harus khatam, jika ramadhan sebelumnya kita khatam Al-Qur’an tetapi bacaan kita belum pas tajwidnya maka di bulan Ramadhan ini kita belajar tajwidnya saja lebih baik daripada khatam Al-Qur’an tapi bacaannya tidak jelas mana panjang, mana pendek.

Ketika kita malas melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya, langsung buatkan suatu pertanyaan dalam diri kita “Apakah saya binatang?”



You Might Also Like

0 komentar