Tiap Sesuatu ada Hikmahnya

04:07:00


“Pada suatu hari ada seorang Pembesar Istana yang berkawan baik dengan Raja. Mereka berkawan sangat akrab, sehingga kemanapun perginya raja, pasti pembesar istana ikut dengan raja, keseharian-keseharian raja sering di dampingi oleh pembesar istana begitulah keakraban mereka. Jika ada sesuatu kejadian maka Raja selalu bertanya kepada si pembesar isatana sehingga pembesar istana bukan saja sebagai pembesar istana tetapi juga sebagai penasihat kepada Raja.

Sehingga pada suatu hari raja mengajak si pembesar istana untuk bermain pedang “hai pembesar istana, Ayo kita bermain pedang untuk mengasah kemampuan kita” kata Raja. Keasyikan bermain pedang, tidak sengaja pembesar istana mengenai jari tangan raja dengan pedang, sehingga jari tangan raja terputus.
Raja sangat kesal dengan kejadian tersebut, lalu raja bertanya kepada pembesar istana yang juga sebagai penasihat  “sekarang jari tanganku telah putus satu,  sekarang aku sudah cacat adakah baik ini semua, pembesar istana ?” tanya Raja “ada tuanku Raja, setiap sesuatu yang dijadikan Allah, pasti ada hikmahnya” jawab pembesar istana. Sehingga dengan jawaban itu Raja merasa marah dengan pembesar istana, sehingga pembesar istana di penjarakan oleh raja.

Singkat cerita, pada suatu hari raja hendak ingin berburu di hutan, raja yang biasanya bepergian dengan pembesar istana, kali ini raja bepergian dengan seorang diri di hutan untuk berburu. Keasyikan berburu raja sesat di hutan, tanpa disadari raja sudah sampai pada tempat suatu suku yang kebiasaannya “orang makan orang” sehingga keberadaan raja dilihat oleh seorang suku tersebut, langsung saja dia menangkap Raja "ini santapan yang cocok untuk kita" kata yang menangkap raja kepada kepala sukunya Sehingga Raja ditawan oleh suku “orang makan orang”

Raja pun diikat untuk dijadikan santapan mereka. Namun setelah segala persiapan di siapkan, tinggal satu persiapan lagi yang belum mereka lakukan yaitu mengecek apakah  yang mereka makan ada cacat atau tidak. Rupanya mereka tidak memakan manusia yang cacat, karena takut berpengaruh pada keturunan. Setelah dicek dari ujung kepala sampai ujung kaki, mereka mendapati Raja cacat pada jari tangannya, Akhirnya dengan sangat kecewa mereka melepaskan Raja.

Maka Raja pun dilepaskan,raja pun pulang sambil menangis terharu. Raja teringat kepada Pembesar istana “rupanya betul apa yang dikatakan pembesar istana, ada hikmahnya dibalik terputusnya jariku, Aku harus segera membebaskannya dan meminta maaf kepadanya” kata Raja di dalam hati.

Akhirnya, Raja membebaskan pembesar istana, meminta maaf kepadanya dan menceritakan semua kejadiannya “rupanya betul apa yang kau katakan pembesar istana, seandainya hari ini tanganku tidak cacat, pasti aku sudah habis dimakan oleh suku orang makan orang tersebut”kata Raja kepada pembesar istana.

Mendengar perkataan Raja, pembesar istana bukannya senang tetapi malah menangis, “mengapa engkau menangis pembesar istana ? seharusnya engkau senang karena telah ku bebaskan” tanya Raja kepada pembesar istana, kata pembesar istana “betul raja,betul raja tetapi seandainya di hari itu aku tidak engkau penjarakan, maka pada hari itu engkau pasti dilepaskan sedangkan aku pasti sudah menjadi santapan mereka”. kata Raja "Betul sekali apa yang kau katakan, berarti ini semua bagian dari rencana Allah, Aku putus jari ada hikmahnya sedangkan engkau kupenjarakan ada hikmahnya"

KESIMPULAN:
Raja yang terputus jarinya ada hikmahnya dan pembesar istana yang di penjarakan oleh Raja ada hikmahnya

Semoga dari kisah di atas dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan pembaca pada umumnya, serta memahami, bahwa setiap sesuatu yang Allah kehendaki pasti ada Hikmahnya yang tidak kita ketahui.









You Might Also Like

0 komentar